Miss World & Nama Indonesia

situs Miss World-lifeschool Bhayu

Pasca Lebaran ini,  kita melihat harga aneka jenis kebutuhan naik drastis. Itu bisa jadi imbas dari melemahnya Rupiah atau faktor terlalu banyaknya komponen bahan pokok yang diimpor. Tabungan masyarakat awam umumnya juga sudah terkuras untuk mudik dan Lebaran kemarin. Sehingga, kini mayoritas rakyat sedang berjuang kembali untuk bekerja mengumpulkan uang.

Itulah hal yang riil, hal yang nyata dihadapi masyarakat. Karena itu tak heran, usaha segelintir elemen masyarakat mempersoalkan penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia tidak bergaung. Dari pemberitaan media massa, hanya kelompok ormas Hizbut Tahrir Indonesia yang getol menentang. Itu pun alasannya agama. Padahal, kita tahu, negara Indonesia bukanlah negara agama. Dan Bali tempat penyelenggaraan acara juga bukan tempat di mana Islam menjadi agama mayoritas.

Secara pribadi saya merasa, harus memisahkan antara kehidupan beragama yang sangat privat dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang ranah publik. Negara kita yang berdasarkan Pancasila sudah sangat toleran dengan membolehkan setiap orang mengekspresikan agamanya. Bukan sekedar menjalankan ibadah lho, tapi mengekspresikan di ruang publik. Di banyak negara, atribut keagamaan tidak dibenarkan dipakai di ruang publik. Kalaupun ada, terbatas sekali. Di sekolah misalnya, banyak negara Eropa melarang pemakaian atribut agama. Bukan sekedar jilbab ala Islam lho, tapi juga kerudung ala suster Katholik atau topi hitam ala rabbi Yahudi.

Kita sebagai bangsa harus dewasa, bahwa Bhinneka Tunggal Ika itu berarti hidup berdampingan dengan budaya yang juga berbeda. Banyak yang tidak mengerti, mengira Malaysia begitu Islami. Padahal, justru di negara kerajaan itu perjudian dibolehkan di tempat tertentu. Bahkan lokasi prostitusi resmi juga ada. Minuman keras juga boleh dijual di tempat-tempat dimana turis asing banyak terdapat. Demikian pula di beberapa negara Timur Tengah. Bila negara berazas Islam saja seperti itu, apalagi kita yang tidak berlandaskan agama bukan? Membaca penjelasan UUD 1945, jelas-jelas ditegaskan Indonesia bukan negara theokrasi.

Kalau memang kita mau menjadikan Islam sebagai dasar negara, silahkan saja. Galang referendum. Resikonya, Indonesia pecah. Bahkan mungkin perang saudara. Itulah sebenarnya yang dihindari para pendiri bangsa kita. Maka, sejak awal Republik Indonesia dirancang bukan sebagai negara yang menomorsatukan salah satu agama atau suku bangsa. Karena itulah 7 kata warisan Piagam Jakarta dihapus dari sila pertama Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Karena itu, nggak penting mempermasalahkan penyelenggaraan Miss World di Bali dan Jakarta September mendatang. Biarkan saja ia berlangsung normal. Sama saja dengan konser grup musik di Jakarta -termasuk Metallica- yang sudah berkali-kali berlangsung aman. Padahal, kalau mau dibilang “tidak Islami”, sama saja “tidak Islami”-nya kan? Toh kalau melihat situs Miss World internasional, terlihat jelas bagaimana Indonesia begitu dipromosikan. Sedikit banyak, selama setahun lebih, kita mendapatkan bantuan promosi pariwisata dari pihak yang memang sudah biasa mengadakan acara semacam. Dan diakui atau tidak, itu berpengaruh pada nama baik negeri kita di mata dunia internasional.

Foto: situs resmi Miss World internasional, difoto oleh Bhayu MH

Bhayu blogger Indonesia

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s