
Lafazh ALLAH yang ditampakkan-Nya di depan rumah saya. Foto kiri adalah foto asli, foto kanan setelah contrast dan brightness-nya diatur dengan Photoshop supaya lebih jelas terlihat. Foto ini sengaja diberi watermark. Bagi yang ragu pada keasliannya silahkan menghubungi saya, karena saya memfoto cukup banyak bahkan memvideokan fenomena ini.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Semoga ALLAH SWT menjauhkan Bhayu Mahendra Hendrobaskoro penulis blog ini dari sifat ujub, riya’, dan sombong . Apa yang dituliskan dalam posting ini semata mengajak untuk tawadhu’ dan tawakkal semata kepada Tuhan. insya ALLAH.
Life Learner, saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kekosongan blog ini selama beberapa waktu. Terus-terang saya sedang ditimpa berbagai musibah dalam hidup. Selain masalah saya dengan pasangan yang tak kunjung beres, bisnis yang agak tersendat karena pemegang saham lainnya adalah pasangan saya, Ibu kandung saya pun tertimpa musibah. Operasi khusus yang terpaksa harus dilakukan untuk menyelamatkan beliau memakan biaya tidak sedikit, setara dengan harga sebuah mobil entry level. Malah lebih besar daripada “mobil perang” keluaran 1994 yang saya pakai sehari-hari. Saya tambah marah karena ternyata Ibu saya “ditembak” pria yang merebut pasangan saya. Astagfirullahaladhiim. (Walau ini sulit dibuktikan kecuali bagi yang berilmu laduni).
Saya terus-terang merasa seolah-olah ALLAH SWT Tuhan saya telah meninggalkan saya. Sampai-sampai di status WhatsApp saya menuliskan: “Eli, Eli, lama sabakhtani.” Ini sebenarnya ucapan Yesus di tiang salib sebagaimana dimuat di Bible, Matius 27:46. Arti harfiahnya adalah “Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau tinggalkan aku?”
Kenapa saya gunakan kutipan itu? Pertama, karena kutipan itu tepat mewakili apa yang saya rasakan. Kedua, karena pasangan saya beragama Nasrani.
Saya merasa, musibah yang saya hadapi ini seperti “sudah jatuh tertimpa tangga”. Saya nyaris putus asa dan sebenarnya sudah jatuh dalam kondisi ultra-depresi. Saya pun memutuskan berkonsultasi dengan teman saya seorang psikiater. Karena saya sudah sangat tertekan, saya berniat meminum obat anti-depresan yang diresepkan. Walau selama ini saya mencoba menghindarinya karena bisa berakibat ketergantungan.
Namun kemarin, -sekali lagi semoga ALLAH SWT menghindarkan saya dari ujub, riya’, dan sombong- Sang Tuhan Sejati menampakkan tanda kebesaran-Nya. Sekitar jam 8:30 WIB pagi setelah saya memandikan dan mengobati luka Ibu saya, di awan tampaklah dengan jelas lafazh “ALLAH” dalam aksara Arab. Suatu tulisan yang amat dikenal umat Islam.
Masya ALLAH. Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Saya terpekur dan tersungkur. Bersujud syukur. Itulah tanda penghiburan dari-Nya. Tanda bahwa Ia tak pernah meninggalkan saya, betapa pun berdosanya saya. Dan ini tentu juga berlaku bagi umat Islam yang beriman lainnya. Ini seperti difirmankan dalam Al-Qur’an surat Ath-Thalaq (65) di akhir ayat ke-2 berikut:
ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻪُ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.”
Ping-balik: Keinginan & Kebutuhan | LifeSchool by Bhayu M.H.·
Ping-balik: Alam Tanda Kekuasaan Tuhan | LifeSchool by Bhayu M.H.·