Merayakan Hidup dengan ReBranding

Apabila Anda sudah pernah berkunjung ke blog ini sebelumnya, maka akan mendapati adanya perubahan tampilan hari ini. Beberapa hari sebelumnya, saya mencoba beberapa themes baru untuk menggantikan “Digg 3 Column” yang digunakan sebagai “official theme” blog ini sejak 2007. Dan saya akhirnya memilih themes bernama “Oxygen”.

Ini seperti kebetulan yang menyenangkan. Karena kita tahu, semua makhluk hidup di planet Bumi ini membutuhkan oksigen untuk hidup. O2 merupakan lambang adanya kehidupan. Selama masih bisa bernafas, makhluk disebut hidup. Manusia baru mati secara medis kalau jantungnya berhenti berdetak. Namun, kita sudah disebut mati secara klinis saat sudah tak bernafas. Karena setelah paru-paru berhenti memompa oksigen masuk dan mendorong karbondioksida keluar, baru beberapa saat kemudian jantung berhenti berdetak. Biasanya itu berkisar antara 5-8 menit pasca henti nafas. Setelah itu ada kematian biologis sekitar 10 menit kemudian berupa kematian sel-sel karena tak lagi mendapatkan asupan oksigen dan darah. Sel yang pertama mengalami kerusakan adalah otak. Dan proses ini tidak bisa dikembalikan (unreversible). Sehingga bila kematian biologis tercapai, orang itu perlahan mencapai tanda “pasti mati” yaitu lebam mayat (20-30 menit), kaku mayat (1-2 jam) dan pembusukan (6-12 jam).

Kematian sering menakutkan. Karena tak pernah ada orang yang kembali dari kematian untuk menceritakan “dunia lain” itu. Dengan kata lain, hidup di dunia yang kita kenal ini dianggap lebih menyenangkan. Untuk itulah saya juga merubah tagline menjadi lebih tajam dan dalam: “untuk Merayakan Hidup dan Belajar dari Sekolah Kehidupan”. Konsep “lifeschool” alias “sekolah kehidupan” ini sendiri filosofis. Konsep ini mengelaborasi hadits “belajarlah dari buaian hingga ke liang kubur”, adagium Arab (bukan hadits) “tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, dan ungkapan Minang “alam takambang sebagai guru”. Hidup -termasuk alam raya- adalah sebuah sekolah akbar. Ini sejalan dengan begitu banyaknya perintah ALLAH dalam Al-Qur’an yang menyuruh manusia belajar. Mulai dari ayat yang pertama turun berupa perintah membaca (iqra’) hingga puluhan pertanyaan retoris seperti “apakah kamu tidak berpikir?”(afala yatafakkarun) atau “apakah kamu tidak memperhatikan?” (afala yandhurun).

Manusia seharusnya mampu menyerap begitu banyak pelajaran di alam ini. Dan saya mencoba menjadi seorang “LifeLearner”, “Pembelajar Kehidupan”. Saya tidak berpretensi menjadi guru. Pun tulisan di blog ini tidak dimaksudkan sebagai pelajaran. Prosesnya pun bukan pengajaran, tapi penyadaran.

Saya sendiri begitu menyadari makna hidup justru setelah “dihajar Tuhan”. Berkali-kali saya ditimpa musibah yang insya ALLAH membuat saya naik kelas. Kali ini pun begitu. Harus dirawatnya ibunda tercinta di Rumah Sakit pasca “kecelakaan” dan musti menjalani operasi khusus membuat saya tercenung. Betapa kita ini “nothing” di hadapan Tuhan. Semua yang kita kira kita miliki itu sebenarnya semu belaka, cuma ilusi. Segala yang kita perjuangkan dalam hidup bukan apa-apa. Jabatan mengkilat, karir melesat, pendidikan hebat, mobil-apartemen-rumah-uang dahsyat, itu cuma “tai kucing rasa coklat”. Kalau Tuhan berkehendak, bisa disapu habis dalam hitungan sepersekian detik saja.

Saya sadar, hidup ini sendiri sebuah anugerah. Dan pasca Ibu saya melewati masa kritis, saya rasa itu harus dirayakan. Maka, saya melakukan rebranding ini. Agar anda LifeLearner bisa ikut merayakan hidup seperti yang saya rasakan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s