Saya terus terang tidak tahu siapa dia. Saya baru dengar namanya saat seorang anggota divisi saya di organisasi yang masih “alay” mengatakan dirinya sedang sedih. Kenapa? Karena nama di atas tadi meninggal katanya. Saya penasaran, kenapa nama yang terdengar asing di telinga itu bisa membuat remaja seusianya sedih.
Ketika saya browsing, ternyata dia memang idolanya remaja sekarang. Ia terutama dikenal karena perannya sebagai Finn Hudson dalam serial musical Glee. Serial ini sendiri menceritakan tentang lika-liku kehidupan personel kelompok vocal di sebuah sekolah menengah di Ohio. Uniknya, kekasih Cory bernama Lea Michele juga berperan sebagai kekasih Finn di film itu. Meski serial televisinya di Fox Television terbilang sukses, namun film bioskopnya tidak berhasil menembus box office saat diluncurkan pada tahun 2011. Sementara serial televisinya yang telah dimulai sejak 2009 tetap berlangsung hingga kini. Berarti, serial ini kehilangan pemeran utama prianya yang konon tidak akan digantikan aktor lain. Berarti seperti sering pula kita saksikan di sinetron Indonesia, karakter Finn Hudson akan dimatikan.
Menurut berita, Corry ditemukan tewas di kamar hotelnya di Vancouver-Kanada pada 13 Juli 2013. Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang di British-Columbia, ia diduga tewas karena kelebihan dosis alkohol dan heroin.
Saya lantas teringat pada tewasnya vokalis grup musik cadas “Nirvana”, Kurt Cobain. Ia tewas pada 8 April 1994 karena sebab yang serupa dengan Cory. Saat itu, karena mungkin penggemar “Nirvana” lebih banyak daripada penonton setia “Glee”, dunia musik seakan berkabung. Saya tentu tidak bisa menyalahkan mereka yang berkabung begitu rupa pada orang yang sebenarnya tidak mereka kenal. Dalam tataran berbeda, ada Putri Diana yang juga membuat dunia berkabung.
Kalau Cory dan Kurt tewas karena obat terlarang, Putri Diana karena kecelakaan. Tapi dua-duanya sama-sama tidak dikenal di kehidupan nyata oleh orang-orang yang berkabung. Mereka cuma fans, penggemar dari idola mereka.
Lantas apa yang menjadi pengikat dari semua itu? Keinginan mimikri atau meniru dari idola. Orang diidolakan karena ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki fansnya. Sebutlah Christiano Ronaldo, selain kegantengan dan kesamaptaan fisiknya, apa yang tidak dimiliki milyaran orang di planet ini? Ya, betul, talenta sepakbolanya.
Tapi saya rasa para alay tidaklah serumit itu cara berpikirnya. Mereka cuma melihat orang ini keren, seraya mengagumi karakter yang dimainkan dalam film, dan membayangkan kalau mereka terlibat di dalamnya. Syukur-syukur bisa kenal dan jadi pacarnya. Yah, namanya mengkhayal boleh saja kan?
Foto: telegraph.co.uk