Kemewahan, Kenyamanan & Fungsi

mobil sport depan kantorku terkena macet-BhayuKemarin pagi, saya menyaksikan sebuah mobil sport mewah melintas di depan kantor saya. Spontan saya mengambil kamera saku yang memang selalu saya bawa (seperti saya posting di sini). Bagi saya, itu pemandangan lucu. Kenapa? Karena mobil sport mewah berharga mahal yang bisa melaju kencang, malah terjebak kemacetan di Jakarta.

Dulu, di masa Orde Baru, pemilik mobil mewah semacam ini bisa dipastikan adalah kerabat dan kroni Cendana saja. Saya cukup sering melihat jalan tol Jagorawi-Bogor di tengah malam ditutup oleh polisi  beberapa saat. Untuk apa? Ternyata ada sejumlah mobil sport tengah berpacu. Sekedar ngetes jalan saja.

Kini, “berkah reformasi”, kita bisa melihat pameran kemewahan di mana-mana. Tidak hanya mobil, tapi juga berbagai jenis benda mahal mulai dari perhiasan hingga benda koleksi. Saya sendiri merasakan, ini sebenarnya negatif karena membuat iri mereka yang tidak atau belum mampu memilikinya. Kita bisa memantau dari media massa angka kriminalitas meningkat. Di sisi lain, mereka yang tidak berani melakukan tindakan kriminal malah ada yang putus asa hingga bunuh diri karena masalah ekonomi. Di sini,  saya merasakan konvensi di era Orde Baru itu cukup bagus untuk menekan kesenjangan di masyarakat.

Bagi saya sendiri, kemewahan amat sangat tidak penting. Saya lebih mengutamakan fungsi, setelah itu baru kenyamanan. Jadi, merk tidak penting kecuali sebanding dengan fungsi dan kenyamanannya. Kata “kenyamanan” di sini termasuk pula daya tahan. Saya ambil contoh saja, saya tidak peduli pakaian bermerk, karena fungsinya cuma satu: menutupi tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tapi, untuk gadget dan barang elektronik, merek penting. Kenapa? Karena nama besar menunjukkan kenyamanan dan fungsi yang makin beragam, juga daya tahan yang makin kuat dan lama.

Jadi, kalau memang membutuhkan fungsinya, saya akan berusaha membeli dari merek ternama. Tapi, saya juga punya “second liner” dari merek biasa untuk dipakai sehari-hari. Misalnya gadget. Saya punya yang nomor satu atau dua di pasaran, tapi juga ada yang merek “abal-abal”, misalnya untuk nomor telepon seluler yang tidak begitu sering saya pakai.

Tapi, tulisan atau omongan macam ini tentu datang dari orang yang belum mampu membeli mobil mewah seperti di foto. Mungkin, kalau sudah sampai level itu, saya akan membuat alasan lain. Karena naik mobil semacam itu, biarpun macet, tetapi tak terasa. Tentu karena sangat nyamannya. Bisa jadi…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s