Duka Kembali Meruyak di Aceh

2229001lokasi-gempa-aceh780x390

Selasa (2/7) kemarin, Daerah Istimewa Aceh kembali diguncang gempa. Berpusat sekitar 181 kilometer dari Banda Aceh, 35 kilometer Barat Daya kabupaten Bener Meriah, gempa daratan itu bermagnitudo 6,2 pada Skala Richter. Karena kedalaman gempa dangkal, hanya sekitar 10 kilometer dari permukaan tanah, maka kerusakannya cukup parah. Tercatat 22 orang tewas dan 210 orang luka-luka. Diperkirakan ribuan bangunan rusak meski belum terdapat angka pastinya.

Maka, kita pun kembali tertunduk. Duka kembali meruyak di Aceh.

Tidak perlu saling menyalahkan, namun tampaknya pemerintah belum juga belajar dari banyaknya pengalaman di masa lalu. Sistem mitigasi bencana alam belum terimplementasi dengan baik. Edukasi pada masyarakat tentang penyelamatan diri saat bencana terjadi termasuk tindakan preventif dengan menyiapkan bangunan tahan gempa juga belum meluas.

Bagi rakyat biasa seperti saya, tentu kesigapan pemerintah dengan jajarannya sangat diharapkan. Tak peduli dari partai politik apa pun ia berasal. Begitu sudah menduduki jabatan pimpinan pemerintahan, maka seyogyanya mengayomi rakyat. Apalagi di Aceh, dimana Gubernur-Wakil Gubernur dan beberapa pejabat pemerintahannya justru eks-pemberontak GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Wacana mengganti lambang dan bendera Aceh menjadi lambang GAM sangat mencederai hati kita, orang Indonesia yang dengan tulus membantu Aceh. Sejak tsunami 2004, bukankah Indonesia tanpa “hitung-hitungan” membantu rakyat Aceh yang merupakan bagian dari Indonesia? Bagaimana bisa GAM masih ingin eksis pasca MoU Helsinki?

Seyogyanya apa yang terjadi di Aceh menjadi bahan renungan kita semua, bahwa kita harus menjadikan rakyat sebagai prioritas. Pertarungan elite politik memperebutkan kekuasaan seperti tergambar di media massa nasional harus diminimalisir. Karena ini kontra-produktif. Presiden SBY yang sibuk mengurusi partai politiknya sendiri misalnya, membuat energinya habis dan teralihkan dari mengurusi negara yang jadi kewajibannya.

Ayo, kita bersatu. Aceh adalah bagian dari Indonesia. Dan kita orang Indonesia sudah selayaknya mengedepankan merah-putih di dada alih-alih pakaian golongan bukan?

 

Ilustrasi: kompas.com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s