Di hari pertama Rakernas diisi dengan pemaparan program kerja dari tiap direktorat yang ada di tingkat pusat. Sementara di hari kedua seusai melanjutkan pemaparan dari Direktorat TDA Center dan Kewilayahan, dilanjutkan dengan dua sesi training. Sesi training pertama diberikan oleh Direktur Kubik Training. Sesi training kedua diberikan oleh Presiden TDA sendiri yang merupakan seorang coach.
Program kerja TDA tentu tidak bisa saya ungkapkan secara detail karena merupakan hal internal. Namun yang perlu digarisbawahi adalah tekad kepengurusan TDA 3.0 untuk mencetak 10.000 milyarder baru di Indonesia. Dan ini niscaya bisa diwujudkan dengan kolaborasi. Salah satu bentuk kolaborasi itu adalah menghadirkan pembicara dari Komunitas Sukses Mulia (KSM). Ini adalah sebuah komunitas yang digagas oleh Kubik pimpinan Jamil Azzaini.
Hadir sebagai pembicara dalam sesi training adalah Indrawan Nugroho selaku Direktur Kubik Training. Ia memaparkan mengenai community leadership. Indrawan dengan bernas menguraikan bahwa ada tiga tipe afiliasi kepemimpinan komunitas. Ia mengutip dari Three Forms of Community Affilition-nya Susan Fournier dan Sara Lee. Ketiga tipe itu adalah Pools, Webs, dan Hubs. Untuk kategori “Pools”, para anggotanya berbagi aktivitas, tujuan, atau nilai-nilai bersama secara cair. Sementara untuk “Webs” membutuhkan hubungan pribadi sebagai kunci dari afiliasi komunitas. Dan terakhir “Hubs” memerlukan figur atau sosok kharismatik yang merupakan kunci perekat dari kebersamaan. Di samping itu ia juga menyodorkan program pelatihan gratis dari Kubik Training untuk para pimpinan komunitas selain kolaborasi erat antara KSM dengan TDA.
Di sesi training kedua, Fauzi Rachmanto mengetengahkan salah satu teknik coaching yang disebut “mastery walk”. Teknik ini bsa digunakan untuk memotivasi pegawai bahkan pasangan. Ini karena tujuannya adalah untuk menyadari bahwa untuk mencapai tujuan dalam hidup diperlukan langkah demi langkah yang terpadu dan berkesinambungan.
Saya pribadi menyadari bahwa TDA bukanlah satu-satunya organisasi yang berkiprah di ranah ini. Banyak anak bangsa lain yang juga bergerak demi Indonesia. Benar semata apa yang dikatan oleh Indrawan dengan KSM-nya, bahwa untuk sebuah tujuan besar dan mulia tak bisa kita bekerja sendirian. Melainkan justru dengan bergandengan tangan dan bekerja bersama-sama. Karena kita semua menginginkan kejayaan bagi Indonesia.