Sudah sejak lama saya risih dengan orang-orang yang mengaku “gaul”. Terutama karena saya tak jarang dilihat dengan pandangan “gak gaul” oleh mereka. Di samping itu juga mereka seringkali memakai “bahasa gaul” seenaknya pada tempatnya. Tapi saya tak pernah ambil pusing selama saya tak bersentuhan dengan mereka sehari-hari. Hanya saja di sini saya ingin membahas sedikit bagaimana cara mereka “melecehkan asma Tuhan”, karena mereka menggunakannya untuk mainan.

Tentu saja asma Tuhan yang dibuat mainan itu adalah Tuhan-nya umat Islam. Meski ejaannya jelas sengaja tidak disamakan, tapi pelafalannya jelas dimirip-miripkan. Dan memang dari cara penggunaannya, semula dimaksudkan sebagai kata yang setara dengan “Oh my God”. Sayangnya lagi, kebanyakan pengguna “istilah gaul” ini adalah mereka yang non-muslim. Dua contoh cuitan Twitter yang saya jadikan ilustrasi misalnya, berasal dari account mereka yang “gaul” dan “non-muslim”.

Sudah selayaknya kita yang merasa beradab menghentikan hal semacam ini. Bagaimana kalau asma Tuhan agama Anda dijadikan mainan? Makin beradab dan makin berpendidikan kita, seharusnya makin tahu bagaimana bertoleransi dan menghormati sesama. Bahkan di kitab tiap agama tak ada hujatan terhadap agama lainnya bukan? Yang ada justru ajakan untuk hidup berdampingan dan saling menghormati.