Terlibat di sebuah event besar tentu membanggakan. Apapun peran kita di situ, terasa ikut “membesar”. Itulah yang saya rasakan saat menghadiri Silaknas (Conference & Expo) ICMI 2012. ICMI -kepanjangan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia- ini adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie pada tahun 1991. Memang, semenjak Orde Baru dan patronnya yaitu Soeharto jatuh, pamor ICMI seakan meredup. Apalagi semenjak Habibie seakan “dikucilkan” dari pergaulan politik kita.
Tapi, kini tampaknya sang ilmuwan terbesar negeri ini sudah come-back. Setelah dirundung duka pasca meninggalnya sang istri tercinta Dr. Hasrie Ainun Habibie, kini beliau makin sering berinteraksi dengan dunia politik. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Persahabatannya dengan Anwar Ibrahim, Deputi Perdana Menteri Malaysia yang sempat dipenjarakan itu bahkan sempat menimbulkan gejolak. Sehari sebelum Silaknas ICMI, diluncurkan film “Habibie-Ainun” yang disaksikan langsung oleh Presiden SBY. Ini seakan menjadi momentum baik bagi beliau. Apalagi SBY juga menyatakan mengecam tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin di harian Utusan edisi Senin (10/12) yang menjelek-jelekkan Habibie.
ICMI sendiri kini lebih banyak berkutat pada program-program yang bersifat “sepi ing warto, rame ing gawe”. Program semacam pemberdayaan masyarakat kecil banyak dilakukan. Selain tentu saja berbagai forum ilmiah sesuai kittah-nya sebagai organisasi cendekiawan. Dalam forum Silaknas kali ini saja, para pembicara adalah mereka yang tak asing lagi bagi masyarakat. Mobil-mobil berplat “RI ….” silih berganti parkir di depan Assembly Hall JCC tempat acara dilaksanakan. Tentu saja ini menunjukkan bahwa posisi ICMI masih dipandang cukup strategis dalam berkontribusi bagi bangsa.
Saya sendiri tak punya peran penting di forum ini. Cuma ditugaskan saja karena “Boss” saya saat ini menjadi salah satu pimpinan sidang di rapat pleno. Beliau memang salah seorang pengurus ICMI Pusat. Do’akan saja ya semoga dalam waktu tak lama lagi kontribusi saya bisa lebih besar lagi terutama bagi bangsa ini. aamiin. Saat ini, cukuplah ikut merasa terlibat dalam “hajatan besar” seperti saya sebutkan di awal tadi.
Btw, kalau saya terlihat gemuk di foto tersebut, itu karena masalah “saltum” alias salah kostum. Tapi memang sih, saya jadi jauh lebih gemuk dibandingkan 7 tahun lalu. Waktunya diet ketat dan fitness lagi. Terkadang perlu disadarkan oleh sebuah foto memang…