Senin dan Waktu Lapang

Pernahkah kita menghitung, berapa kali Senin telah kita lalui dalam hidup? Seringkali kita menandai Senin semata sebagai hari kita harus mulai bekerja kembali setelah libur di hari Minggu. Apalagi apabila kita mengalami akhir pekan panjang (long weekend) seperti pekan lalu. Ada rasa enggan untuk kembali berkarya mencari nafkah sehari-hari.

Saya sendiri memulai hari ini dengan agak kurang bagus. Karena ada masalah di pembayaran bulanan, maka saya harus melakukan pengecekan di bank. Anda pasti tahu, bahwa antrian di pelayanan umum seperti itu terkadang di luar nalar. Masih di jalan, saya ditelepon bawahan bahwa saya ditunggu di kantor. Sesampai di kantor, ternyata saya ditunggu rapat dadakan oleh para pimpinan. Untung saya tidak dibantai!

Oh ya, sejak dua bulan lalu, saya kembali berkarya sebagai pegawai kantoran. Saya kembali memijakkan kaki di kuadran “E”-nya Kiyosaki. Itulah salah satu “jalan keluar” yang ditunjukkan Tuhan pada problema kehidupan saya. Alhamdulillah-nya, saya tidak memulai dari nol karena pengalaman saya dihargai tinggi. Baik dari segi jabatan maupun pendapatan, sekali lagi alhamdulillah tidak mengecewakan. Namun kondisi kembali menjadi “anak buah” agak memerlukan adaptasi bagi saya. Apalagi selama sekitar 8 tahun saya sudah berada di kuadran “S” dan “B”-nya Kiyosaki.

Sekarang, saya justru belajar sangat banyak terutama untuk menghargai waktu. Dulu, sewaktu masih murni menjadi “B”, saya cukup punya banyak waktu, tapi agak kurang efektif. Kini, waktu saya justru makin sempit. Karena meski menjadi “E” lagi, saya tetap mempertahankan “B” saya. Hanya, “S”-nya memang sulit sekali untuk dipertahankan.

Maka, waktu lapang seperti liburan tiga hari kemarin yang biasanya tidak begitu saya hargai saat menjadi “B”, kini sebagai “E” menjadi sangat berharga. Apalagi saya melewatkannya bersama orang yang begitu saya puja, walau kini situasinya berbeda. Saya merasa sangat mensyukuri beberapa jam saja kebersamaan saya bersamanya. Padahal, dulu selama tujuh tahun saya hampir tidak pernah bersyukur tiap hari bertemu dan bercengkerama dengannya.

Efek dari hari Senin ini, yang di pagi harinya saya awali dengan tangisan karena saya melihat satu pertanda lagi dari Tuhan tentang seseorang lain yang saya cintai -ibu saya-, saya makin mensyukuri berkat Tuhan untuk saya. Salah satu yang sering saya lupakan adalah waktu lapang. Betul semata kata Nabi Muhammad SAW bahwa manusia seharusnya hati-hati pada lima perkara sebelum datang lima perkara: waktu lapang sebelum waktu sempit. Dan saya sudah mengalaminya kini. Inilah waktu sempit bagi saya, walau justru di baliknya ada nikmat tak terhingga bagi saya. Alhamdulillahirabbil’alamiin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s