Hari ini tiga hari sebelum Lebaran (biasa disebut H-3). Harian Seputar Indonesia (Sindo) menurunkan kepala berita (headline) berjudul “Hari Ini Puncak Arus Mudik”. Ini berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya dan prediksi Polri yang diungkapkan Wakapolri Komjen Pol. Nanan Sukarna. Bisa dipastikan, akan terjadi kepadatan di semua jalur lalu-lintas terutama dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, mereka yang menggunakan jalur laut pun serupa. Misalnya mereka yang mudik dari Maluku ke Sulawesi Selatan. Sementara jalur udara biasanya tidak sepadat yang lain. Tentu karena tiketnya yang lebih mahal daripada jalur lain.
Mudik ini merupakan salah satu kebiasaan Lebaran orang Indonesia. Cukup khas karena negara kita merupakan negara besar. Dimana ini seharusnya dipersiapkan oleh pemerintah dengan lebih baik. Karena ini kebiasaan tahunan, maka seharusnya persiapannya juga harus lebih panjang dan tidak mendadak. Namun nyatanya, berkali-kali terjadi, pekerjaan yang seharusnya rutin seperti pemeliharaan dan perbaikan jalan malah dikerjakan mepet dengan Hari-H.
Harian Kompas edisi Rabu (15/8) kemarin menuliskan kepala berita (headline) berjudul “Puluhan Triliun Mengalir”. Dalam tulisan itu, disebutkan perkiraan Bank Indonesia yang menyatakan selama ritual mudik akan terjadi transaksi senilai Rp 22 triliun yang dibawa oleh sekitar 22 juta pemudik. Wow! Angka yang besar tentu.
Semua itu membuat mudik seharusnya juga bisa menjadi stimulus ekonomi. Terutama bagi desa dan kota kecil yang selama ini tidak menjadi tujuan urbanisasi. Akan lebih baik lagi bila banyaknya perantau bisa memajukan daerah asalnya, sehingga pada akhirnya akan tercipta sentra-sentra ekonomi baru.
Perkembangan ekonomi Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir sangat positif membuat tumbuhnya kelas ekonomi baru. Ini ditandai dengan menggemuknya golongan ekonomi menengah. Dan bisa dipastikan, mereka ini akan “memamerkan” kesuksesannya saat mudik. Karena itulah tingkat transaksi dan konsumsi meningkat selama Lebaran.
Sudah waktunya pemerintah Indonesia lebih memberdayakan potensi besar ini. Agar tidak menjadi flop atau letupan semata. Melainkan bisa menjadi boom atau ledakan besar yang menghebatkan Indonesia.