Batman dan Joker: Antara Pahlawan dan Penjahat

Batman ternyata begitu menginspirasi banyak orang. Bila saya terinspirasi oleh “Sang Ksatria Kegelapan” sendiri (bisa dibaca ulasan saya tentangnya dengan mengklik tautan di bagian terbawah tulisan ini), ternyata banyak juga yang terobsesi dengan villain atau karakter antagonis yang menjadi musuh Batman. Sebutlah seperti Joker, yang dalam film Batman garapan sutradara Christopher Nolan ditampilkan di film The Dark Knight (2008).

Salah satu orang yang begitu terobsesi pada tokoh Joker adalah James Holmes. LifeLearner pasti tahu bahwa dialah yang melakukan penembakan di Colorado, Amerika Serikat pada hari Jum’at (20/7) pukul 00.30 waktu setempat. Kita tahu bahwa korban dari penembakan brutal itu tak kurang dari 12 orang tewas dan 50 lainnya terluka, termasuk tiga WNI. Ironisnya, penembakan itu dilakukan hanya 15 menit setelah pemutaran film perdana (premiere) film terakhir dari trilogi Batman garapan Christopher Nolan yaitu “The Dark Knight Rises” dimulai. Ternyata itu belum selesai. Di apartemen milik mahasiswa program doktoral program neuroscience University Colorado, Denver itu ternyata dipenuhi dengan bahan peledak yang akan menjebak siapa pun yang masuk. Pihak berwenang yang merupakan gabungan dari polisi lokal, FBI, DEA dan ATF akhirnya berhasil menjinakkannya.

Drama dengan pemeran utama James Holmes itu mungkin beberapa tahun lagi akan difilmkan. Kita ingat kan legenda Wild Wild West yaitu Billy The Kid atau pasangan buron Bonnie & Clyde? Kita malah kebanyakan tahu tentang mereka bukan dari membaca sejarah, melainkan dari menyaksikan film tentang mereka.

Apa yang dilakukan Holmes harus diakui merupakan efek dari ketidakmampuan seseorang untuk “eksis” di dunia nyata. Memang, seringkali dunia nyata begitu keras. Bahkan bagi Holmes yang memiliki orangtua kaya dan dianugerahi otak cemerlang, ternyata tidak mudah baginya mencari pekerjaan selepas sarjana. Bisa jadi, ada faktor-faktor psikologis yang terbaca oleh psikotes sehingga ia gagal mendapatkan pekerjaan.

Dunia maya memang membius. Dalam hal ini bukan hanya internet, tapi juga film. Apa yang terjadi di film seolah begitu mudah. Cuma  beberapa menit masalaha selesai. Sementara dalam kehidupan nyata, kita harus ikhlas bila ada masalah yang tak selesai. Film bisa diputar ulang, tapi kehidupan tidak.

Saya sendiri sering terinspirasi dari berbagai film. Bahkan, ada beberapa film yang seolah Tuhan sengaja kirimkan bagi saya. Misalnya di saat saya sedang sangat down dalam kehidupan, tiba-tiba di televisi yang saya tonton ada film yang memuat “pesan khusus”. Seperti saya bilang kemarin, perlu kepekaan khusus agar kita tahu ada message yang diselipkan Tuhan di sana khusus untuk kita. Mungkin terdengar aneh, bahkan mungkin agak psikotik. Tapi justru itulah cara saya bertahan hidup di dunia kecil saya yang keras. Saat saya dikhianati luar biasa dan nama baik saya dihancurkan justru oleh orang yang paling saya percaya dan paling dekat dalam kehidupan saya, rasanya luar biasa remuk-redam. Tapi justru dengan menyaksikan film semacam Batman saya menemukan “kekuatan” kembali. Saya merasa mampu menjadi “Ksatria Kegelapan” yang berhasil mengatasi ketakutan dan masalahnya sendirian. Serta untuk kemudian menjadi pahlawan bagi sesama bahkan tanpa diketahui identitas aslinya. Pahlawan tak selalu terang, dan penjahat tak selalu gelap. Dalam Batman, pahlawan justru yang bekerja dalam gelap.

Sepi ing pamrih, rame ing gawe.

Anda mungkin tertarik membaca juga tulisan terkait “Batman” yang pernah saya tulis:

 

Kunjungi RESENSI-BHAYU untuk membaca resensi & tulisan tentang film lainnya

(klik nama situs di atas atau klik gambar di bawah ini)

visit resensi-bhayu com

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s