Di sela-sela terpingkal-pingkal melihat aneka gaya peserta audisi Indonesian Idol 2012 di RCTI, terselip perasaan miris. Kenapa? Karena ternyata masih banyak orang Indonesia yang tidak eksis. Terutama sekali di faktor pencarian rezeki. Kontes semacam ini, bisa dibilang merupakan sarana mewujudkan mimpi. Tentu saja mimpi menjadi artis.
Dalam bayangan kebanyakan orang, menjadi artis itu “segalanya”. Bukan hanya tenar, tapi juga banyak uang. Apalagi ajang Indonesian Idol yang merupakan franchise dari Amerika Serikat, sudah terbukti mampu melejitkan setiap pemenangnya. Menjadi finalis saja sudah “jaminan mutu” bakal “laku” sebagai entertainer, apalagi menang kan? Sebut saja nama-nama seperti Delon, Mike, Judika, hingga Citra Scholastika, semuanya adalah “alumni Idol”.
Melihat antusiasme ratusan ribu orang pendaftar audisi, saya melihat fenomena lain. Selain ingin eksis dan tenar, plus tentunya mendapatkan penghasilan tinggi, ternyata banyak yang belum mampu mengukur kapasitas diri sendiri. Kita bisa melihat sendiri, betapa banyak peserta audisi yang suaranya aduh… maaf ya, seperti “kaleng rombeng”. Anehnya, mereka kok ya nekat ikut audisi. Sudah mengantri lama, cuma untuk ditolak. Duh!
Terus terang, saya sendiri tipe yang malas antri untuk hal-hal seperti itu. Saya beberapa kali pernah mengantar mantan kekasih saya sewaktu kuliah yang kebetulan punya ‘sampingan’ sebagai model. Jadi saya tahu sekali rasanya berjam-jam menunggu antrian cuma untuk beberapa menit “in-action” di-casting di depan kamera. Mantan kekasih saya itu sih memang punya ‘bakat’ dan ‘jam terbang’. Tapi kalau kebanyakan peserta audisi Indonesian Idol, wah…
Coba saja lihat foto yang saya tampilkan ini. Peserta di situ menyanyikan lagu Mulan Jameela yang berjudul “Makhluk Tuhan Paling Seksi”. Ironisnya, Ahmad Dhani yang bertindak sebagai juri selain pencipta lagu, juga (diduga) adalah suami yang bersangkutan. Maka, ia jelas sangat mengerti anatomi lagu itu. Maka, yang ada, peserta yang celakanya adalah lelaki itu malah jadi bahan guyonan belaka. Ia disuruh mengikuti “gaya seksi”-nya Mulan. Wadoh! Itu urat malu ditaruh di mana ya?
Bagi saya sendiri, berkompetisi dalam hidup itu keharusan. Tapi lihat-lihat dulu lah ajang kompetisinya seperti apa. Bila kita memang mustahil menang, buat apa capek-capek mencoba?