Saya menulis posting ini sambil menyaksikan film “?” (dibaca: Tanda Tanya, 2011, resensi akan segera saya tuliskan di resensi-review.com). Seperti halnya film Perempuan Berkalung Sorban (2009), film ini menimbulkan kontroversi saat ditayangkan di bioskop. Untunglah, zaman sudah berubah sehingga tidak ada pelarangan. Walau sebenarnya sempat ada ancaman ‘penyerbuan’ dari organisasi massa berkedok agama yang sering mengedepankan kekerasan dan premanisme.
Kalau kita berpikiran terbuka, menyaksikan kedua film tersebut justru bisa “membuka mata”. Betapa dunia ini dipenuhi perbedaan antar umat manusia. Bahwa sesungguhnya yang didambakan setiap orang adalah kedamaian, bukan nafsu “menegakkan kebenaran” yang diyakini sendiri. Sekali lagi, kita boleh yakin pada kebenaran yang kita pilih. Tapi jangan memaksakannya kepada orang lain. Biarlah orang mencari sendiri “jalan”-nya. Bukan karena kita tunjuki apalagi paksakan, tapi karena kesadaran hatinya. Kalau ternyata berbeda jalan juga, semoga Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita masing-masing.
Karena sulitnya memahami Tuhan, maka kemudian diturunkan agama sebagai penuntun. Namun, ternyata tuntunan itulah yang justru menimbulkan tafsir berbeda. Sampai-sampai ada yang memilih untuk percaya saja pada Tuhan tanpa beragama. Padahal, justru Tuhan-lah yang ingin manusia beragama. Karena tanpa agama, manusia tak tahu dengan cara bagaimana Tuhan ingin diri-Nya disembah.
Saya sendiri terkesan pada kutipan di akhir film “?”. Kutipan itu berasal dari tiga sumber yang dianggap suci oleh masing-masing umatnya. Semuanya menunjukkan kewaskitaan agar kita mampu berlaku adil dan bersikap ramah serta baik kepada umat beragama lain. Dan memang itulah sebenarnya yang diinginkan Tuhan. Tuhan mana-pun yang kita sembah.
“Allah tidak melarang kamu berbuat adil kepada orang kafir yang tidak memusuhimu… ” (Al-Qur’an surat Al-Mumthahanah ayat 8)
“Kasihilah sesamamu, seperti kamu mengasihi dirimu sendiri” (Bible. Matius 22:36-40)
“”Cinta sejati tidak pilih kasih, tak bersyarat, tak melekat, dan selalu ingin berbagi pada sesama.”(Buddha).