Andai Dia Tahu…

Judul di atas memang lagu ciptaan Yovie Widianto yang pertama kali dipopulerkan oleh Kahitna dan kini nge-hits lagi oleh Alika. Saya pinjam untuk memberikan nuansa pada apa yang sedang saya alami saat ini. Kalau memakai istilah alay, saya sedang “galau”. Wkwkwk.

Kalau Anda terkoneksi dengan saya di FaceBook, status yang saya tulis beberapa saat sebelum menulis posting ini menyatakan saya sedang membaca dua majalah mingguan terbaru. Kenapa itu penting? Karena saya sampai tidak bisa tidur dikarenakan mendapat banyak inspirasi darinya. Karena kedua majalah itu mengangkat tema yang “gue banget”, yaitu soal “young entrepreneur” dan “kelas konsumen baru” (tentu satu tema satu majalah dong). Dan hasil dari inspirasi itu akan saya tuliskan berikutnya. Namun agar pembacanya makin banyak, saya merencanakan akan mempostingnya di Kompasiana alih-alih di blog ini.

Nah, pengalaman sederhana itu menjadi agak pribadi karena saat saya membaca salah satu majalah tersebut, saya tertarik membaca susunan tim redaksi yang bertugas. Apalagi saya punya beberapa teman di sana. Alangkah terkejutnya saya, ketua timnya adalah seseorang yang pernah begitu melukai saya, walau saya tak pernah bertemu dengannya.

Kok bisa?

Ya, karena orang itu… ah, sudahlah. Rasanya tak perlu dituliskan di sini. Karena itu sebenarnya masalah pribadi saya dengan seseorang di masa lalu. Biarlah orang itu (yang saya tahu sering membaca blog ini) saja yang bisa menerka.

Ah, andai dia tahu… bahwa saya masih amat sangat terluka karena perbuatannya. Andai dia tahu, bahwa meskipun terluka namun saya masih mampu memaafkannya. Andai dia tahu bahwa saya selalu menyanjungnya di setiap kesempatan yang ada. Andai dia tahu bahwa saya masih melakukan berbagai hal yang pernah saya lakukan dahulu bersamanya. Andai dia tahu bahwa saya meletakkan dirinya di posisi yang begitu tinggi di hati saya.

Tapi, saya tidak sedang “lomba gombal” lho. Tulisan ini hanya merupakan sebuah bentuk refleksi bahwa siapa pun saya saat ini dan kelak, saya tetap manusia biasa. Setiap manusia punya kisah hidup. Setiap individu itu unik. Namun janganlah merasa istimewa karena itu akan memantik kesombongan. Saya merasa saya biasa saja. Dan karena justru menyadari saya biasa saja, kemudian saya berubah. Saya merasakan sendiri efek langsung dari ‘berserah’ kepada Tuhan. Kalau kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, niscaya Tuhan merendahkan segala sesuatu yang lain (termasuk dunia) kepada kita. Dengan begitu, kita akan mampu menaklukkan -insya ALLAH- segalanya. Tentu selama caranya benar.

Itulah yang paling saya ingin dia tahu. Bahwa saya sudah menjadi seperti yang pernah dia inginkan bertahun-tahun lalu. Sayang… dia (sementara ini) tak mau menemui saya lagi.

Ah, andai dia tahu…

2 responses to “Andai Dia Tahu…

  1. Bayu..pa kabar?

    Blognya seru n rame 🙂 3 jempol deh. Btw kalo sempet, datang yak acara kantor gw di @america pacific Place membahas bukunya Obama “Dream of My Father,” Raby tanggal 29, jam 14.00-16.00.

    dari temen lamaaa,
    Ade-JIP 94 🙂

    • Hello Ade, lamo tak basuo nih. Biasanya sih ada yang e-mail dari @america. Semoga bisa mampir. (Gak berani bilang “insya Allah” karena malah belum pasti). Makasih banyak ya De sudah berkenan mampir ke sini…. 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s