Rasanya tak ada tahun baru yang mengkaitkan langsung dengan keberuntungan. Kecuali tentu saja tahun baru China. Rasanya, setiap kali imlek datang, selalu saja harapannya adalah agar keberuntungan menyertai kita. Apapun shio yang sedang menyertai tahun baru yang datang, harapannya tetap sama. Tentu saja keberuntungan dimaksud terutama terkait dengan rezeki.
Bicara mengenai sejarah, kalender China tidak memiliki sejarah faktual yang jelas seperti halnya sistem penanggalan Masehi atau kalender Gregorian. Bahkan kalender Islam pun memiliki sejarah faktual jelas. Justru awal mula penggunaan kalender China berasal dari mitologi. Meski ada catatan yang mengatakan kalender China dimulai pada masa dinasti Han. Mitologi ini menggambarkan bahwa hewan mitologis yang disebut Nián (年) akan datang dan memakan cadangan makanan di pemukiman warga. Tidak hanya aneka jenis makanan yang dimakan, bahkan manusia terutama anak-anak pun dimangsanya. Secara tidak sengaja ada yang melihat monster itu takut pada anak yang mengenakan pakaian berwarna merah. Oleh karena itulah kemudian warna merah digunakan tiap tahun baru China untuk menakutinya. Warga juga terbiasa menyalakan kembang api dan petasan untuk mengusir makhluk mitologis itu. Pada akhirnya, seorang pendeta Tao kuno bernama Hongjun Laozu berhasil menangkap Nián dan diubah menjadi gunung yang dinamai sama dengan penangkapnya.
Karena diawali mitologi yang menyebutkan upaya penyelamatan cadangan makanan dan manusia, maka mitos datangnya keberuntungan pun dilekatkan. Karena itu pula di China dan negara-negara lain dimana imigran asal China menetap tahun baru ini dirayakan dengan berbagai festival. Di China sendiri festival tahun baru dinamai “Festival Musim Semi” yang merupakan arti harfiah dari Chūnjié (春節). Festival berlangsung cukup lama, biasanya selama 15 hari yang diakhir dengan “festival lampion”. Hari kelima belas ini dikenal dengan nama “Cap Go Meh” (十五冥 元宵节 ).
Sebenarnya, tahun baru China tidak memiliki angka penomoran yang jelas. Hal ini karena sejarah kemunculan kalender ini kurang jelas. Namun, para ahli kerap menisbahkannya pada kaisar China yang bernama Huángdì (皇帝), yang diperkirakan memerintah pada tahun 2697–2597 atau 2696–2598 (karena sumber sejarah menyebutkan berbeda). Karena itu, sistem penanggalan China menyebutkan angka berbeda-beda untuk tahun baru yang di tahun Masehi jatuh pada 23 Januari 2012 ini. Ada yang menghitung 4710, 4709, atua 4649. Di Indonesia bahkan disebutkan 2563.
Namun kaisar ini bukanlah Shi Huangdi yang dikenal sebagai Kaisar China pertama. Kaisar Huángdì yang terkait dengan sistem kalender China ini disebut dengan Kaisar Kuning, dan merupakan salah satu generasi awal dinasti Han. Ia adalah salah satu dari Sānhuáng wǔdì (三皇五帝) atau bila diterjemahkan adalah “Tiga Pendiri dan Lima Kaisar” China. Ini adalah para tokoh pahlawan semi-mitologis yang dianggap sebagai pendiri China dan bersifat setengah dewa.
Dalam sejarah China, memang agak tercampur antara fakta sejarah dengan mitologi. Ini karena para kaisar tentu dianggap sebagai dewa atau setengah dewa. Dan kemunculan para kaisar ini memang biasanya diwarnai penciptaan mitologi untuk mendukung kekuasaannya. Hal ini karena tidak selalu pergantian antar kaisar berlangsung damai, seringkali harus dengan perang dan pembunuhan kaisar sebelumnya. Karena itu legitimasi dari mitologi diperlukan.
Terlepas dari sejarah penetapan kalender China, tiap kali tahun baru datang, memang warga China selalu mengharapkan keberuntungan. Ini karena selain mitologi Nián tadi, harus dimengerti bahwa di masa kuno China belumlah bersatu dan justru kerap dilanda perang antar kerajaan. Maka, bila tahun baru datang, rakyat sejenak melupakan kesulitan hidup dan merayakannya sembari berharap di tahun yang baru bisa lebih beruntung.
Di era modern saat ini, China berbentuk Republik Rakyat China dan sudah menjelma menjadi kekuatan ekonomi dunia. Warga China dan keturunannya yang tersebar di berbagai negara dunia menjadikan tahun baru ini penting karena mereka merayakannya dengan semangat untuk meraih rezeki lebih banyak lagi. Dengan keberuntungan yang diharapkan membesar, maka tentu roda perekonomian dunia diharapkan turut berputar. Maka, semoga kita semua selamat dan banyak rezeki: Gōngxǐ fācái.
Asal mula perayaan Imlek diawali dengan penemuan sistem kalender oleh Wannian