Rumor & Humor

Partner saya sempat menanyakan beberapa hari lalu apakah benar tanggal 23 Oktober akan ada kerusuhan. Karena sudah lewat dan jelas tidak ada, maka kita bisa dengan santai bilang tidak ada. Namun saat itu, sekitar 4 hari sebelum tanggal 23 Oktober, saya sudah menyatakan itu rumor palsu.  Parahnya, saat hari Minggu malam sedang berada di Kemang, ada rumor lagi beredar via BBM, katanya ada kerusuhan di Monas. Karena saya sedang membuka laptop berkoneksi internet, maka segera saya cek. Lagi-lagi hoax. Pagi harinya di kawasan itu memang ada demonstrasi damai kaum perempuan. Namun jelas sekali tidak ada kerusuhan.

Saya heran sekali dengan orang yang menyebarkan rumor seperti itu. Apa yang mereka harapkan? Apakah mereka tidak tahu bahwa tindakan seperti itu termasuk teror dan bisa berakibat dijatuhi hukuman pidana?

Rumor sangat tidak menyenangkan karena menimbulkan paranoia atau ketakutan tak beralasan. Bisa jadi rumor justru memperbesar masalah. Hal ini benar pernah terjadi beberapa kali seperti berita adanya kerusuhan di Ambon pasca Idul Fitri yang sebenarnya tidak seperti diberitakan.

Orang yang menyebarkan rumor pasti sakit jiwa. Karena mereka menganggap kejadian yang mengerikan itu sebagai humor. Rumor memang cuma beda satu kata dengan humor. Tapi artinya berbeda jauh. Yang satu bisa membuat tertawa terbahak-bahak, yang lain menimbulkan kengerian dan rasa tercekam.

Karena itu janganlah menyebarkan apalagi membuat rumor. Dan kalau Anda menerima kabar tak jelas atau rumor, cobalah cek kepada orang yang paling Anda percaya atau di media massa. Terkadang, media massa pun turut menyebarkan rumor, maka ceklah kepada orang yang langsung ada di lapangan dan tak punya pretensi untuk terlibat. Indonesia sedang menghadapi banyak masalah, saya kira tak perlu lagi ada rumor-rumor seperti kerusuhan tanggal 23 Oktober tadi.

Sewaktu saya melewati sebuah butik pakaian mewah di dalam Plaza Senayan hari Minggu lalu, saya melihat mereknya adalah “rumor” dalam bahasa Inggris. Saya pun berpikir, apakah sebaiknya ada desainer kita yang merilis merek pakaian premium “Rumor” atau “Isyu” ya? Dengan begitu mungkin tidak akan ada lagi orang yang menyebarkan rumor atau isyu lewat social media atau jaringan komunikasi lain, karena mereka lebih senang membeli dan memakainya. Tentu, yang terakhir ini cuma humor, bukan rumor.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s