Menyanyikan Indonesia Raya

CATATAN: Liputan mengenai acara “Amprokan Blogger Hidupkan Suksesmu” akan saya muat Sabtu, 24 September 2011 dan Minggu, 25 September 2011. Hal ini karena saya perlu memilih dan memilah foto-foto terlebih dahulu serta menulis ulang catatan di buku notes saya. Terima kasih.

Kalau saja ada yang melakukan tes atau survei, mungkin banyak warga negara Indonesia yang tidak mengerti bagaimana harus menyanyikan lagi kebangsaan kita. Ada yang tidak hafal liriknya yang panjang, ada yang keliru saat harus bersikap. Misalnya tidak berdiri tegap atau malah meletakkan tangan di dada seperti warga negara Amerika Serikat. Apalagi kalau harus memimpin orang lain untuk menyanyikannya. Aturan untuk ini ada dalam Peraturan Pemerintah No.44/1958.

Hal ini terbukti dari acara Amprokan Blogger 2011 yang diadakan oleh Komunitas Blogger Bekasi. Acara ini sendiri mengambil tema “Amprokan Blogger Hidupkan Suksesmu” dan berlangsung dua hari, kemarin dan hari ini. Saat di awal acara dinyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sang dirigen ternyata tidak menguasai caranya. Ada beberapa kesalahan dirigen bersangkutan:

  1. 170px-Conducting-44time.svgIa keliru saat mengajak hadirin bernyanyi dengan memberikan panduan dari baris terakhir reffrain “Hiduplah Indonesia Raya” namun kemudian disusul dengan hitungan 1-2-3. Seharusnya ia mengatakan, “Hadirin sekalian, marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sikap sempurna. Ketukan 4/4 dimulai pada ketukan keempat. Hiduplah Indonesia Raya… Indonesia tanah airku… dst”. Jadi, setelah menyanyikan baris terakhir dari reffrain, harus langsung masuk ke baris awal tanpa menghitung lagi.
  2. Dirigen tidak mengerti bagaimana memimpin lagu dengan ketukan 4/4. Akibatnya irama dan tempo tidak sesuai.
  3. Saat mulai di hitungan ke-4 pada kata pertama, tangan harus dimulai dari bawah ke atas. Dirigen kemarin tidak melakukan itu.
  4. Reffrain yang diulang dua kali hampir tidak dilakukan. Saya yang berdiri dekat dengan sang dirigen  sampai harus mengacungkan 2 jari sebagai tanda. Seharusnya, dirigen yang memberi isyarat ini (mengacungkan 2 jari) saat reffrain kali pertama hampir selesai. Untunglah hadirin pintar sehingga tetap menyanyikan reffrain dua kali walau sang dirigen yang tampak nervous ingin segera menyudahi.
  5. Isyarat tangan saat menutup lagu tidak tepat. Ketukan akhir lagu juga berakhir di ketukan ke-4.

Sebagai Purna Paskibraka Indonesia, tentu saya sangat mengerti mengenai hal ini. Apalagi saya pernah menjadi Ketua Tim Pelatih dalam Lomba Tata Upacara Bendera sewaktu SMA. Dimana SMAN 62  tempat saya pernah bersekolah di masa itu menjadi  juara umum bertahun-tahun untuk wilayah Jakarta Timur.

Berikut cuplikan video dari panitia (diambil dari situs amprokanblogger.com). Eh, saya ada di belakang Menkominfo Ir. Tiffatul Sembiring lho (hehe, #narsis mode on#).

bhayu

Amprokan Blogger Hidupkan Suksesmu

3 responses to “Menyanyikan Indonesia Raya

    • Sebenarnya itu bukan masukan, cuma uneg2. hehehe. Masukannya belum ditulis nih… 🙂 Terima kasih sudah berkenan mampir. Jadi malu dibaca sama jawara blogger

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s