Cinta & Ridho

Apa yang dicari dari beribadah kepada Tuhan?

Ada agama yang mengajarkan bahwa cinta tuhanlah yang dicari. Bagi Muslim, yang penting adalah ridho’ ALLAH SWT. Dalam setiap kegiatan di dunia, niatnya harus untuk mencari ridho’ Illahi. Ini seperti diterangkan dalam hadits berikut:

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob r.a., dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

[Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang.]

Pengertian “ridho” secara harfiah berarti “rela” atau “perkenan”. Dapat pula diartikan sebagai “puas”. Pengertian “ridho” ini lebih luas dari cinta. Ini menunjukkan hierarkhi Tuhan yang lebih tinggi daripada manusia. Sebabnya, cinta mengandung pengertian “saling memberi dan menerima” (take and give). Sementara, ALLAH SWT sama sekali tidak membutuhkan pemberian manusia atau perlu menerima persembahan apa pun. Ini tentu berbeda dengan di agama lain yang dikisahkan bahwa tuhan mereka masih membutuhkan persembahan, meski seolah-olah cuma simbolik.

“Ridho” berarti ALLAH SWT puas akan ibadah yang kita lakukan. Karena kepuasan ALLAH SWT ini berarti tata cara, niat, dan rukun ibadah kita sudah sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan begitu, ALLAH SWT rela dan memberikan izin kepada kita untuk berkarya di muka bumi-Nya.

Bahkan seorang sufi akan berdo’a: “Tuhanku, andaikata engkau menempatkan aku di neraka sekalipun, bila itu karena ridho-Mu kepadaku, aku ikhlas.” Pengertian do’a ini sangat dalam, yang sulit dimengerti oleh mereka yang kualitas keberagamaannya masih di tataran awam. Karena seringkali diajarkan di sekolah, bahwa manusia beribadah itu agar mendapatkan surga dan menghindari neraka. Padahal, itu cuma ekses belaka. Yang seharusnya dicari Muslim dalam beribadah adalah ridho ALLAH SWT. Karena motivasi mendapatkan surga, berarti ibadah kita sudah tidak ikhlas lillahi ta’ala.

Semoga kita semua dapat ikhlas beribadah semata karena mencari ridho ALLAH SWT. Insya ALLAH.

Kutipan hadits dari: http://catatankecilsantri.blogspot.com/.

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s