Kabar tewasnya Osama bin Laden masih menyisakan sejumlah persoalan. Seperti foto jenazah yang beredar di internet (lihat foto) ternyata diduga palsu dan rekayasa seperti dilansir oleh AFP. Bagi yang awam pun, kemiripan kedua gambar tersebut terlalu gamblang. Apalagi bagi yang mengerti fotografi atau desain grafis, jelas sekali foto kiri adalah rekayasa dari foto kanan yang asli.
Meski sudah ditegaskan dengan pidato resmi oleh Presiden Barack Obama, namun saya merasa ada yang janggal dari pernyataan itu. Obama sendiri mengatakan bahwa pihaknya “menahan jenazah Obama”. Namun berita yang muncul justru menyatakan jenazah orang yang dianggap bertanggung-jawab atas peristiwa 9/11 dan sejumlah aksi teror lain itu sudah dikuburkan di laut. Saya malah merasa bukan dikuburkan, tapi dibuang. Itu adalah cara pemakaman jenazah yang sangat tak layak dilakukan.
Selain itu, dalam operasi militer yang digelar diberitakan dilakukan oleh Navy SEAL. Ini adalah kesatuan elite dalam tubuh US Navy atau Angkatan Laut Amerika Serikat. Saya agak heran, kenapa kesatuan ini yang dipilih. Meski memiliki kemampuan tempur di segala matra, namun untuk operasi darat biasanya akan dilakukan oleh kesatuan Delta Force yang kebanyakan anggotanya berasal dari kesatuan elite US Army Special Forces (Kopassus-nya A.S.). Jadi Delta ini adalah unit elite dari pasukan elite, mereka super elite. Delta juga yang beroperasi di Somalia saat A.S. akan menangkap pemimpin pasukan milisi Somalia Mohamed Farrah Aidid tahun 1993. Bagi LifeLearner yang menggemari film, pasti tahu bahwa operasi ini telah difilmkan dengan judul Black Hawk Down (2001) setelah sebelumnya ditulis oleh Mark Bowden sebagai buku berjudul sama. Dua unit helikopter UH-60 Black Hawk ditembak jatuh oleh milisi Somalia dalam operasi itu (karena itu disebut Black Hawk Down, sebuah callsign darurat sebagai pertanda ada heli jenis itu yang jatuh) dengan korban tewas di pihak A.S. sebanyak 19 orang prajurit. Dalam operasi di Pakistan, disebutkan sebuah helikopter A.S. pengangkut pasukan penyerbu juga mengalami “kegagalan mekanis” sehingga terpaksa diledakkan. Toh dalam dua misi itu, meski ada korban baik nyawa maupun peralatan, militer A.S. mengklaim keberhasilannya.
Nah, karena Delta pernah beroperasi di Somalia dan ternyata mengalami korban yang cukup berarti, maka menjadi sebuah permakluman apabila TNI berhati-hati saat melancarkan opsi operasi militer di sana. Kawasan itu bukan kawasan yang aman. Pemerintahan konstitusional yang berdaulat tidak tegak di negara tersebut, karena perang saudara masih berkecamuk hingga sekarang. Operasi PBB dan NATO di sana relatif tidak berhasil menegakkan kembali keamanan di negara tersebut. Secara pribadi, saya kok menduga bahwa pengumuman kematian Osama ini merupakan pengalihan isyu dari kegagalan “serupa tapi tak sama” dari operasi militer A.S. dan NATO di Libya. Tentu saja selain masih berkepanjangannya perang di Afghanistan dan Irak, yang sampai membuat orang lupa karena media sudah jarang memberitakannya.
Operasi militer R.I. di Somalia dalam rangka membebaskan awak kapal M.V. Sinar Kudus yang disandera perompak -yang sebenarnya adalah salah satu faksi milisi Somalia yang tengah saling berperang itu- terasa pula agak ‘tidak biasa’ bagi saya. Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan dalam konferensi pers hari Minggu (1/5) bahwa pasukan TNI yang diberangkatkan sebanyak 800 personel, dengan 300 orang di antaranya pasukan elite gabungan TNI. Tidak dijelaskan saat itu pasukan dari kesatuan mana saja yang terlibat, meski Kapuspen TNI sempat menyebut nama Kopassus, Marinir dan Kostrad. Barulah saat jumpa pers oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono hari Senin (2/5) kemarin, disebutkan bahwa pasukan elite yang terlibat pengejaran hingga menewaskan 4 perompak adalah dari Marinir, Komando Pasukan Katak dan Komando Pasukan Khusus.
Kehati-hatian TNI ini terutama karena kapal M.V. Sinar Kudus sudah disandarkan di pelabuhan dan awaknya sudah dibawa ke darat. Keadaan ini menyulitkan operasi militer, terutama karena kita tidak memiliki data intelijen lapangan memadai. A.S. saja perlu waktu dua tahun untuk mengendus keberadaan Osama di tempat persembunyian terakhirnya dimana akhirnya ia ditembak mati hari Minggu (1/5) kemarin. CIA bekerja keras mengungkap komunikasi Osama yang terutama terendus dari perjalanan kurir kepercayaannya.
Satu yang harus disadari oleh mereka yang bukan anggota militer, bahwa perang itu tidak seperti di film atau games seperti Counter Strike di PC atau games lain yang ada di Playstation, X-Box atau permainan paintball. Dalam perang, tidak ada tombol untuk me-restart atau mengulang permainan bila kalah atau game over. Taruhannya nyawa dan biaya operasional besar bagi pengoperasian peralatan tempur. Kehilangan satu unit UH-60L Black Hawk buatan pabrikan Sikorsky berarti kehilangan uang sebesar US$ 5,9 juta atau setara sekitar Rp 50 milyar. Nyawa satu orang pasukan khusus juga mahal, karena pelatihannya juga mahal. Karena itu saya agak heran dengan pengiriman pasukan khusus dalam jumlah besar oleh TNI ke Somalia. Seharusnya, operasi komando itu dalam jumlah kecil. Karena kemampuan pasukan komando itu 1:10 prajurit biasa, bahkan lebih. Apalagi ini melawan milisi yang tak terlatih, seharusnya satu orang prajurit komando mampu melumpuhkan 20 orang. Toh, pasti ada pertimbangan tersendiri yang tak diketahui publik.
Bagaimanapun, seperti halnya Obama yang merayakan kesuksesan operasi militernya, kita pun layak merayakan hal serupa. Bagi para prajurit yang terlibat, mereka juga layak diberi penghargaan termasuk dibuatkan medali operasi militer khusus. A.S. sendiri punya tradisi membuatkan medali khusus tiap kali mereka menggelar operasi militer walau skalanya kecil. Tradisi ini tampaknya belum ada di Indonesia karena medali biasa diberikan untuk operasi besar dan medali atas pengabdian berjangka waktu tertentu. Bagaimanapun, kita tetap patut berbangga pada TNI kita. Jangan vis a vis membandingkan dengan operasi militer A.S. yang terkesan heroik terutama karena kerap difilmkan Hollywood. Wong Delta saja pernah mengalami “mimpi buruk” di Somalia jee. Padahal, mereka diklaim pasukan elite terbaik di dunia. Piye jal?