Filsafat Islam (3): Pembagian Skema Sejarah

Jika pekan lalu kita baca bahwa ada pembagian bidang filsafat Islam menjadi 3 dan secara umum tema-tema yang dibahas bisa dibilang serupa dengan filsafat barat, namun ada pula yang membagi filsafat Islam menjadi 2 bagian besar. Adalah Haidar Bagir (2006:23) yang  menyatakan filsafat Islam terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu filsafat teoretis (al-hikmah al-nazhariyyah) dan filsafat praktis (al-hikmah al-‘amaliyyah). Di halaman sebelumnya dalam buku yang sama Bagir juga menerangkan bahwa secara tradisional filsafat Islam menyoroti tema-tema peripatetik (masysya’iyyah), iluminisme (isyraqiyyah) dan transendentalisme (al-hikmah al-muta’aliyah). Sementara Mulyadi Kertanegara (2006) menambahkan adanya aliran tasawuf (irfani) ke dalam filsafat Islam, walaupun ada yang menganggap tasawuf atau sufisme atau mistik Islam bukanlah filsafat.

Para filsuf Muslim umumnya membahas mengenai banyak hal sehingga terkesan campur-aduk. Membaca karya-karya asli mereka akan memusingkan karena seringkali tidak terstruktur rapi melainkan seperti fragmen atau percikan pemikiran belaka. Bahkan dalam metode tasawuf, banyak yang menuliskan soal mimpi yang dialami dan kemudian menyusun tafsir (ta’wil)-nya. Beberapa filsuf juga menuliskan karyanya dalam bentuk karya sastra seperti prosa bahkan puisi, yang membuatnya makin sulit dimengerti. Ini karena berbeda dengan filsuf barat, filsuf Muslim banyak yang terilhami oleh Tuhan dengan cara yang luar biasa, termasuk lewat mimpi. Karena itu terkadang tulisannya pun menjadi penuh penyingkapan gaib (kasyaf).

Walau tulisan mereka bisa jadi luas, namun tetap ada fokus dari tiap filsuf. Dan kecenderungannya adalah filsuf yang kemudian biasanya mengkritisi filsuf terdahulu, sehingga akan muncul disiplin atau cara pandang baru. Dari sini kemudian muncullah nama-nama besar yang menjadi pelopor aliran masing-masing. Sebutlah seperti Suhrawardi yang menjadi “bapak iluminisme” atau Al-Ghazali yang fokus ke masalah teologi dan mistisisme. Bagir (2006:108) dengan cemerlang menggambarkan skema sejarah filsafat Islam dalam tabel berikut (klik pada gambar untuk memperbesar):

Dari tabel tersebut tampak bahwa secara garis besar terdapat 4 cabang tematis filsafat Islam. Sementara 3 orang filsuf terawal yaitu Al-Kindi, Al-Farabi dan Ibnu Sina belum memiliki pengkhususan, namun masih meneruskan penelitiannya pada peripatetisme dari filsafat (Neo)-Platonik asal Yunani.

Referensi:

Bagir, Haidar. Buku Saku Filsafat Islam (edisi revisi). Bandung: Mizan, 2006.

Kartanegara, Mulyadi. Gerbang Kearifan: Sebuah Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Lentera Hati, 2006.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s