Seberapa banyak dari kita yang punya pengetahuan tersembunyi (tacit knowledge)? Mungkin banyak, tapi justru banyak dari kita yang tak mengetahuinya. Padahal, pengetahuan tersembunyi ini justru lebih besar daripada pengetahuan yang terungkap. Ia laksana gunung es (iceberg) dari gunung besar pengetahuan kita. Pengetahuan tersembunyi terletak di bawah sadar manusia dan kerapkali justru berfungsi seolah otomatis.
Terkadang pengetahuan tersembunyi ini menjadi begitu karena sang pemilik pengetahuan tak mampu mengungkapkannya. Bisa jadi itu karena kemampuan interpersonalnya rendah, atau kurang mampu berbicara di depan publik atau menulis. Atau bisa pula karena pengetahuan itu “ada begitu saja”, misalnya karena pengalaman atau dijalani dalam kehidupan.
Contoh dari pengetahuan tersembunyi ini adalah cara kita mengoperasikan sesuatu atau mencapai suatu tingkatan tertentu dalam hidup. Misalnya saja bagaimana seseorang berhasil mendidik anak-anaknya hingga “mentas” atau kemampuan seseorang menjadi seorang pengusaha yang berhasil. Di sini kita akan menghadapi seseorang yang tahu, tapi kesulitan menjelaskan pengetahuan yang diketahuinya itu. Maka, pengetahuan mengenai pengalaman semacam ini biasanya hanya bisa ‘diturunkan’ dengan cara mentoring dan coaching. Sang murid menimba ilmu dari gurunya dengan cara mengikuti kegiatan sehari-hari dan berpraktek kerja di bawah bimbingan sang mentor.
Dari sinilah kemudian bisa dicerna pengetahuan tersembunyi yang sering berupa kemampuan bertindak, kebijakan atau ketegasan dalam pengambilan keputusan. Dalam hidup, orang yang memiliki pengetahuan tersembunyi makin banyak, maka makin luas pula wawasannya. Dan tentu saja kemungkinan berhasil makin besar ditambah kepandaian mengelola hidup dan kebijakan makin besar.