Film ini mendapatkan pujian dari kritikus di luar negeri. Karena film ini mengetengahkan terobosan dalam hal karakter tokoh utama. Disejajarkan dengan James Bond dan Jason Bourne, karakter Evelyn Salt adalah mata-mata atau agen rahasia masa kini. Bedanya, Salt adalah wanita.
Meski bukan film pertama yang mengangkat wanita berprofesi agen rahasia sebagai tokoh utamanya, Salt tampak lebih manusiawi. Pendekatan yang mulai dipakai akhir-akhir terhadap berbagai tokoh superhero. Bahkan Superman si manusia Krypton yang kebal senjata saja sempat dimatikan saat melawan Doomsday di komiknya, apalagi karakter agen rahasia yang manusia biasa. Maka bermunculanlah “sisi manusia” para superhero, terutama melalui medium film. James Bond yang legendaris dan selalu tampil necis mulai tampak “seperti manusia” saat diperankan oleh Daniel Craig. Bahkan Batman yang notabene sahabat Superman pun tampil sebagai manusia biasa dalam Batman Begins (2005).
Maka, adegan pembuka Salt yang diinterogasi dengan siksaan saat berada dalam tahanan Korea Utara sontak mengingatkan pada adegan pembuka James Bond yang disiksa di film Die Another Day (2002) atau Casino Royale (2006). Sebagai agen rahasia lapangan anggota CIA, (Jason Bourne mengajarkan bahwa agen lapangan CIA itu diistilahkan NOC, walau di film ini istilah itu tidak digunakan), Salt mati-matian mempertahankan diri tidak mau mengakui dirinya adalah mata-mata A.S. Dalam keseharian Evelyn Salt adalah Vice President of Products & Development Rink Petroleum, yang sekaligus berfungsi sebagai samarannya. Semua menjadi sia-sia saat seorang lelaki bernama Michael Krause (August Diehl) yang merupakan kekasihnya mendesak pemerintah A.S. dan CIA untuk membebaskannya. Pria berkebangsaan Jerman ini kemudian memang menikahi Salt pasca ia dibebaskan dengan cara pertukaran tahanan.
Kehidupan tenang Salt terganggu saat seorang tahanan yang diduga mata-mata Rusia ditangkap CIA dan mengatakan punya informasi soal mata-mata Rusia di A.S.. Salt ditugasi menginterogasinya. Ia mengaku namanya Layek Lasiris, tapi data CIA mengungkapkan nama aslinya Olin Rustil alias Olev. Di sini sutradara Phillip Noyce menyelipkan fakta sejarah yang disertai footage asli di sela-sela cerita Olev saat diinterogasi. Seolah pembunuh Presiden ke-35 A.S. John F. Kennedy tahun 1963 yaitu Lee Harvey Oswald aslinya adalah agen Rusia bernama Aleg atau Alek.
Dari interogasi inilah meluncur cerita adanya program rahasia pemerintah Rusia sejak masa Uni Sovyet di waktu Perang Dingin (Cold War) yang bertujuan menghancurkan Amerika Serikat, yang diberi sandi KA Program. Dalam program ini anak-anak diculik sejak masih bayi untuk kemudian dididik di sekolah khusus oleh “Spy Master”. Ketika beranjak dewasa, anak-anak ini disusupkan ke A.S. sebagai anak adopsi dengan tugas saat dewasa untuk menjadi agen rahasia Rusia. Salah satu tujuan mereka antara lain adalah membunuh Presiden Rusia. Celakanya, saat interogasi berakhir dan Salt sudah di pintu, seolah tak tahu siapa interogatornya, Olev mengatakan nama agen rahasia Rusia yang bertugas itu adalah Evelyn Salt.
Kontan Salt dan teman-temannya kaget. Salt panik dan berusaha menghubungi suaminya, tapi gagal. Keadaan bertambah runyam saat Olev berhasil kabur saat dibawa melalui lift dengan membunuh dua penjaganya. Salt yang ditahan rekan-rekannya sendiri pun memutuskan melarikan diri. Tujuan pertamanya adalah apartemennya untuk mencari sang suami. Sayangnya sang suami tampaknya sudah diculik. Salt sempat membawa seekor laba-laba suaminya yang memang seorang “arachnologist” atau ahli serangga spesialis laba-laba. Dan dari sinilah kemudian cerita dimulai, dengan CIA mengejar Salt beramai-ramai, sementara Salt sendiri berupaya membuktikan dirinya tak bersalah. Ia dibantu atasan dan rekannya di Desk Rusia bernama Ted Winter (Liev Schreiber), sementara perwira kontra-intelijen Peabody (Chiwetel Ejiofor) justru tak mempercayainya dan memerintahkan penangkapan Salt.
Plot yang ada cukup rumit, karena Salt kemudian memang menembak Presiden Rusia saat menghadiri upacara pemakaman Max Gloe -Wakil Presiden A.S.- di Washington. Apalagi kemudian Salt menemui “Spy Master” dan melaksanakan tugas darinya. Jadi Salt ini memang agen ganda, untuk CIA dan Rusia (meski nama FSB -agensi milik Rusia sebagai penerus KGB- tidak disebut). Sehingga penonton bertanya-tanya, kesetiaan Salt itu sebenarnya untuk siapa?
Rasa ingin tahu penonton baru terjawab di akhir film ketika ternyata ada misi lain yang ditugaskan kepada Salt dan seorang agen ganda lainnya. Misi yang ditugaskan ini justru lebih berbahaya karena berupaya mengadu-domba A.S. dengan dunia Islam. Caranya dengan meluncurkan misil balistik berhulu ledak nuklir milik A.S. ke Mekah dan Teheran, agar membuat marah umat Islam. Dengan demikian, A.S. diharapkan akan hancur karena berperang melawan Islam dan Rusia tampil sebagai pemenang tanpa perlu meletuskan sebutir peluru pun.
Film ini sangat layak tonton, meski tentu saja sebagai film action ada sejumlah adegan yang sepertinya muskil dilakukan di dunia nyata. Misalnya meloncat ke atas truk dari truk lain di jembatan tol bertingkat. Juga saat Salt dengan mudahnya membuka pintu kereta bawah tanah (subway) yang sedang melaju kencang dan meloncat ke atas peron tanpa terluka. Atau ada penyamaran dengan topeng karet yang bisa mengubah jenis kelamin Salt menjadi lelaki. Demikian pula adegan perkelahiannya, meski terlihat cukup realistis namun kurang seru dibandingkan trilogi Bourne. Metode penyamaran Salt juga terlihat “biasa bangeeet”.
Bagaimanapun, dengan menjadi tokoh utama di film ini, Angelina Jolie makin menegaskan dirinya sebagai “market leader” sebagai aktris spesialis film action. Setelah sebelumnya ia juga terpilih memerankan Mrs. Smith dan Lara Croft. Tentu tak mudah karena pekerjaan ini membutuhkan kemampuan fisik prima. Sebagian besar adegan di film ini dilakukan sendiri oleh Jolie tanpa stunt. Dan memang, penampilan Jolie tak mengecewakan.
Kunjungi RESENSI-FILM.com untuk membaca resensi lainnya
(klik nama situs di atas atau klik gambar di bawah ini)
Ping-balik: Resensi-Review oleh Bhayu MH » Blog Archive » Salt·