Marhaen

Harian Kompas hari ini menurunkan artikel feature di halaman 1 berjudul Mengayuh Sepeda untuk Hidup (baca di sini). Saya trenyuh membacanya, apalagi lead dan closing-nya mengutip penuturan Soekarno kepada Cindy Adams yang kemudian dituangkan dalam buku biografinya, Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia.

Sebagai Soekarnois, saya tentu saja sudah membaca buku itu sedari kecil. Dan saya juga tahu, kata kedua dalam nama saya sebenarnya berasal dari kata “Marhaen” yang jadi judul tulisan ini. Entah penuturan Soekarno tentang pengalamannya benar atau hanya diromantisir, kata “marhaen” memang kata khas Indonesia. Bagi yamg pernah membaca karya Karl Marx, golongan yang oleh Soekarno disebut “marhaen” itu disebut “proletar”. Penggolongan ini  vis a vis dengan “borjuis”.

Marhaen bukanlah kaum “dhuafa” yang dikategorikan sebagai “miskin”. Lebih mirip dengan “fakir” sebenarnya. Yaitu mereka yang sehari-harinya memiliki “sesuatu” sebagai modal kerja dan juga punya pekerjaan, tapi hasil dari pekerjaan atau mata pencahariannya itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka yang termasuk golongan ini adalah seperti Pak Marhaen yang dilihat Soekarno. Dia punya sepetak sawah, tapi hasil sawah ini tak bisa menghidupinya.

Di Indonesia, golongan macam ini banyak sekali. Walau golongan yang lebih parah yaitu tak punya apa-apa malah mungkin lebih banyak. Ironisnya, data statistik yang ditunjukkan pemerintah seolah membantahnya. Padahal, kita lihat mereka sehari-hari ada di sekitar kita.

Untuk mengatasinya tak bisa dengan sedekah semata. Karena itu seperti memberikan ikan, bukan kail. Yang harus dibuka adalah akses. Artinya, semua masyarakat berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Dari sini, kemudian baru mereka berhak mendapatkan penghidupan yang layak. Bukankah sebenarnya itu adalah amanat Pasal 27 ayat (2) UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi: ‘‘Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” ?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s