Wahai Kekasihku
Engkau pasti tahu betapa merindunya diriku
padaMu
Di mataMu aku menangis
Di helaan nafasMu aku melangkah
Di pundakMu aku merebah
Wahai Kekasihku
kutahu bukan Engkau yang tinggalkan aku
akulah yang tinggalkan Engkau
dengan segenap jiwa yang menghilang
jauh tenggelam ke dalam jurang
menyesap seiring putih yang terbang
jauh…
Maaf dariku tak akan pernah cukup
Tangisan hatiku pasti cuma jadi kelu
Di tengah begitu banyak kekasih yang Kau punya
aku bukanlah siapa-siapa
aku ironi yang mencoba memelukMu
aku tragedi yang hendak merengkuhMu
aku onani khayalkan dekapMu
maka…
Peluk aku!
Rengkuh aku!
Dekap aku!
bila tiada Kau lakukan itu
niscaya
gemeretak tulangku akan jadi sampah sejarah
kalut hatiku cuma akan mengisi debu peradaban
kembara jiwaku bakal semburatkan jingga semata
Maka, dengan pusingan kepalaku yang tengadah ke langit biru tinggi milikMu
izinkanlah aku meminta sekali lagi:
Peluk aku!
Rengkuh aku!
Dekap aku!
{puisi oleh Bhayu M.H.}
Foto: wondersofpakistan.wordpress.com