Penipu adalah salah satu profesi atau spesialisasi kriminal penjahat paling sulit dideteksi. Itu karena mereka menggunakan penyamaran dalam beraksi. Penipu paling lihai adalah mereka yang tidak tampak sebagai penipu. Biasanya mereka perlente, memakai pakaian necis, rambut licin diminyaki, bahkan kalau perlu perhiasan kinclong. Tapi, nyatanya mereka penipu. Contoh paling gamblangnya ya para obligor BLBI itu. Mereka membuat kondisi perusahaannya bangkrut, perlu suntikan dana pemerintah yang hasil hutang luar negeri pula, lalu dana suntikan itu dibawa kabur deh. Yeah, itulah penipu.
Saya merasa beruntung, alhamdulillah dapat terdaftar sebagai pemirsa acara Mario Teguh Golden Ways tanggal 21 Juni 2009 mendatang. Ternyata, pendaftarannya sangat mudah, cepat, dan tidak dipungut biaya. Kebetulan, topik acara taping-nya adalah “Mengenali Wajah Pembohong”. Menarik, karena di dunia nyata saya sering sekali bertemu dengan orang-orang yang saya tengarai sebagai pembohong.
Tapi okelah, saya tidak akan bicara soal pengalaman saya. Saya justru teringat pengalaman ustadzah Irena Handoyo dan ustadz Lihan. Kedua ahli agama itu mengaku juga pernah ditipu dalam masalah bisnis. Yang lebih memalukan bagi saya sebagai muslim, ustadzah Irena yang muallaf itu justru ditipu oleh muslim. Naudzubillah min dzalik. Tapi jangan salah, jelas si penipu itu muslim KTP, karena tidak ada agama apa pun yang membenarkan penipuan.
Penipuan banyak macamnya. Dan di zaman ekonomi dunia sedang di ambang resesi, makin ‘kreatif’ saja para penipu itu. Satu yang paling saya prihatinkan justru maraknya aksi penipuan di internet. Begitu banyak bertebaran situs yang mengajari orang ‘cepat kaya’. Padahal, yang dijualnya cuma e-book omong kosong atau paling banter sistem piramida ala MLM. Belum lagi ada e-mail dari nama-nama aneh dari negeri nun jauh di sana yang katanya ia kesulitan mencairkan warisan-lah atau macam-macam lagi, dan perlu bantuan kita dengan tentunya kita mengirim uang lebih dulu plus data-data kita. Katanya, untuk biaya pengurusan dengan janji nanti kita akan dapat bagian dari uangnya yang biasanya jumlahnya berlipat-lipat.
Satu yang saya pelajari, para penipu itu tidak akan pernah berhasil melakukan aksinya pada orang yang qona’ah atau merasa cukup dengan apa yang diterimanya dari Tuhan. Artinya, ia tidak serakah. Jangan disalahartikan sebagai tidak mau berusaha lagi alias pasrah bongkokan. Tapi kita tidak memakan rezeki melebihi yang seharusnya kita terima sesuai usaha atau ikhtiar kita.
Mereka juga selalu berupaya membuat pikiran korbannya kacau atau linglung. Bisa dengan kondisi darurat (suami kecelakaan, istri meninggal, anak ditangkap polisi, dsb) atau keterdesakan waktu (harus segera ditransfer, hadiah besok hangus, dll). Jadi, usahakan untuk tidak serakah dan tertipu oleh waktu yang dibuat seolah sempit. Demikian pula dengan janji muluk akan menjadikan kita cepat berhasil, kaya, pintar, atau kondisi super lainnya. Jangan terlalu berharap bakal seberuntung Neal Wanless, penggembala di A.S. yang memenangkan lotere Powerball senilai US$ 232.100.000. Cek dan cek ulang bila ada tawaran yang tampaknya menggiurkan. Ingat, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.
(oleh Bhayu M.H., diposting di http://www.lifeschool.wordpress.com)