Bercermin dari Lihan: Meneladani Kesederhanaan Sang Ustadz Milyarder

lihan

Saat saya membaca ulang postingan terdahulu, saya terhenyak karena saya ternyata pernah berjanji untuk menulis tentang ustadz Lihan dalam tulisan yang diposting 2 Maret 2009 (lihat di sini). Namun ternyata, pada tanggal 9 Maret atau tepat sepekan setelah saya berjanji untuk menulis tentang beliau, ternyata hari libur nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Saya lupa. Jadi, sekaranglah saatnya saya ’menebus dosa’.

Saya sendiri mendengar namanya baru secara samar-samar saja. Tentu saja berita yang saya dengar adalah ia sebagai orang yang memiliki intan yang konon salah satu yang terbesar di dunia. Intan itu dinamai ”Putri Malu” dan ia membelinya seharga Rp 3 milyar pada 22 Januari 2008 lalu. Pembelian itu menjadi berita di media massa karena pembelinya ternyata seorang ustadz yang milyarder!

Namun jangan salah, kekayaan sang ustadz bukanlah datang tiba-tiba. Dalam buku biografinya yang ditulis Ahmad Bahar berjudul Lihan: Ustadz Pun Bisa Jadi Pengusaha Berilian!, jelas dituliskan di halaman 63-64 bahwasanya Lihan ”Bukan Kaya Mendadak!” Yang mendadak itu adalah kemunculannya di media massa, karena ia membeli intan seberat 40 gram berkarat tinggi. Tapi sejatinya prosesnya hingga menjadi milyarder dengan 12 perusahaan tersebut bertahap.

Membaca buku tersebut, meski lompat-lompat dalam penempatan artikelnya, kita akan segera tahu bahwa memang perjalanan hidup Lihan cukup berliku. Apalagi setelah ayahnya selaku tulang punggung keluarga meninggal dunia pada tahun 1988, saat ia masih berumur 14 tahun. Keluarganya mengalami masa-masa sulit saat itu. Lihan sendiri pernah menjalani pekerjaan sebagai tukang ojek dan ustadz atau guru di pesantren, namun yang akhirnya membawanya kepada pintu kekayaan adalah sebagai pedagang intan. Keseluruhan riwayat hidupnya tentunya akan terlalu panjang bila diceritakan di sini. Akan tetapi, intinya adalah hidupnya penuh perjuangan hingga bisa meraih sukses.

Dalam mencari nafkah, selain tidak melupakan sedekah, Lihan juga terbuka untuk bekerjasama dengan pihak lain. Bahkan, sebagai pengusaha, ia juga pernah ditipu saat uang investasinya dan rekan-rekannya dibawa lari seorang mitra bisnisnya di tahun 1998. Dasar mentalnya kuat, sebagai pengusaha ia tidak kapok dan terus berbisnis. Sehingga, kalau mau disimpulkan, pencapaian kekayaan Lihan adalah karena kepandaiannya memutar uang dari hasil menjadi pedagang makelar intan. Ia tidak berfoya-foya bersifat konsumtif, melainkan berinvestasi dan menabung. Bahkan, hingga kini sudah jadi milyarder, hidup dan penampilannya pun tetap sederhana.

Apa yang kita pelajari dari ustadz Lihan dan kehidupannya adalah roda kehidupan itu selalu berputar. Jangan pernah meremehkan orang lain, karena bisa jadi orang yang diremehkan itu kelak menjadi orang besar. Dan saat kita berada di bawah, dengan kesabaran, tawakal yang tentunya dipadu ikhtiar, yakinlah bahwa Tuhan akan menolong. Di saat kita di atas, kita harus senantiasa ingat pada orang-orang lain yang masih di bawah. Dan yang pasti, kita harus memberi ’garansi’ dulu pada Tuhan akan senantiasa siap untuk menolong sesama. Sehingga kekayaan yang diamanahkan Tuhan akan menjadi berkah. Seperti sudah dilakukan Lihan yang senang bersedekah dan selalu sederhana itu.

(oleh Bhayu Mahendra H., diposting di http://www.lifeschool.wordpress.com)

Foto diambil dari http://www.lihan.net

4 responses to “Bercermin dari Lihan: Meneladani Kesederhanaan Sang Ustadz Milyarder

  1. Copy paste Banjarmasin post online
    Rabu, 16 Desember 2009 | 05:54 WITA

    ” Lihan Tak Hadiri Pemakaman Ibu ”

    BANJARMASIN, RABU – Rencana tes kejiwaan terhadap Lihan pada Selasa (15/12) kembali gagal. Ini karena ada kabar mengejutkan dari luar tahanan.

    Lihan kembali mendapatkan cobaan berat. Ibunya, Hajjah Siti Aisyah, ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Desa Lianganggang RT 3 Kecamatan Batibati Kabupaten Tanahlaut, Selasa pagi. Siti diperkirakan meninggal karena sakit dan stres memikirkan Lihan.

    Penasihat hukum Lihan, Masdari Tasmin, mengatakan kliennya mendapat kabar duka dari penyidik Polda Kalsel. “Sekitar pukul 09.00 Wita, dari keluarganya,” terang Kanit II Haki Kompol Erry S.

    Penyidik pun mengeluarkan Lihan dari sel tahanan ditreskrim. Dengan mengenakan kaos kerah motif garis-garis, Lihan dibawa ke ruang penyidik di lantai II di mana dia biasa menjalani pemeriksaan. Selanjutnya pria kelahiran 1974 tersebut diberitahu ibunya meninggal dunia.

    “Lihan langsung menangis. Dia syok dan menangis terus,” beber Masdari yang mendampingi kliennya saat itu.

    Setelah kondisinya agak membaik, Lihan kemudian dibawa ke tempat jenazah ibunya disemayamkan. Rombongan tiba sekitar pukul 11.00 Wita.

    Waktu melihat jenazah ibunya, Lihan langsung syok. Dia langsung memeluk tubuh almarhumah. “Dia kembali menangis dan akhirnya pingsan di depan jenazah,” terang Masdari.

    Beberapa anggota keluarga dan penyidik menjemput seorang ahli medis yang ada di sekitar rumah. Oleh ahli medis, penyidik disarankan membawa Lihan ke rumah sakit. “Kita bawa ke RS TNI Angkatan Udara Syamsuddin Noor, Banjarbaru. Lihan sempat diberi oksigen oleh petugas rumah sakit,” terang Masdari.

    Setelah mendapat perawatan sekitar satu jam, sekitar pukul 13.30 Wita, Lihan dirujuk ke RSU Bhanyangkari, Jalan A Yani Kilometer (Km) 4, Banjarmasin, dengan menggunakan mobil ambulans.

    Hingga pukul 17.00 Wita, Lihan terbaring di ranjang rumah sakit. Dia tidak dapat menghadiri pemakaman ibu tercinta.
    Matanya terpejam dan tangannya diinfus. Sang istri, Jamratul Adawiyah, terus mendampingi.

    “Saya sendiri belum berani berkomunikasi dengan Lihan,” ujar Masdari.
    (bpg)

  2. UNTUK SEMUA INVESTOR. AWAAAAS … WASPADA …! ADA PENGHIANAT …

    DIAM – DIAM ADA 2 ORANG YG BERUSAHA MENYITA ASSET LIHAN …. !

    Baca Berita dibawah , copy paste dari Banjarmasin Post
    Jumat, 18 Desember 2009 | 08:08 WITA

    MARTAPURA, JUMAT – Diam-diam ada dua orang yang berusaha menyita aset Lihan. Mereka mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Martapura.

    Gugatan pertama diajukan Imam Kurniawan pada Senin, 9 Desember 2009. Dalam berkas gugatan bernomor 13/PDT/G/2009/PN MTP, Imam berharap dapat menyita rumah Lihan dan Lapangan Bulutangkis Putri Malu di Desa Batung, Cindaialus, Martapura.

    Sedangkan gugatan kedua masuk Rabu, 16 Desember 2009, dan diberi nomor 14/PDT/G/2009/ PN MTP. Pemohon penyitaan aset Lihan adalah Sugihartono. Dia ingin menyita rumah Lihan di Kota Santri, Guntung Manggis dan Rumah Sakit Mawar di Jalan Panglima Batur, Banjarbaru.

    Humas PN Martapura, Jarod Widiatmono, mengatakan pihaknya telah menjadwalkan sidang kedua gugatan. Untuk gugatan Imam dijadwalkan 28 Desember 2009.

    “Surat undangan persidangan sudah disampaikan juru sita Imansyah kepada tergugat Lihan di rumahnya Cindaialus. Tetapi, rumah tergugat tertutup rapat sehingga surat disampaikan melalui kantor desa yang diterima Sekdes Sumijaya,” terang Jarod, Kamis (17/12).

    Disinggung status penggugat, Jarod mengaku tidak mengetahui persis apakan pemodal atau tidak.

    Sementara itu agar penyitaan dana Lihan di 12 perusahaan lancar, penyidik Ditreskrim Polda Kalsel menyurati pihak manajemen.

    Ke-12 perusahaan tersebut adalah PT Lihan Jaya Semesta, PT Lihan Jaya Sarana, CV Mawar, CV Runway Berkah Utama, CV Lihan Smart Prima, PT Alhamdulillah, PT Handruf Telematika, PT Ira Visual Multimedia, PT Lima Maha Karya, CV Lihan Jaya Kubersama, PT Tri Abadi Mandiri dan PT Ajal.

    Kanit II Kompol Erry S, mewakili Kasat I AKBP Helfi Assegaf, Kamis (17/12), berharap para pemilik perusahaan segera melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk mengeluarkan saham Lihan.

    Dengan adanya pencairan, pihak kepolisian dapat lebih mudah melakukan penyitaan. Selain itu, pihak perusahaan terbebas dari kasus yang membelit Lihan.

    Penyidik juga menyurati kementerian BUMN. Ini karena Lihan melakukan kerja sama operasional (KSO) dengan maskapai penerbangan Merpati. Di perusahaan ini, Lihan menanam modal Rp 15 miliar

  3. ” FKIL HARUS WASPADA ”

    Menyimak berita diatas tentang adanya 2 orang yg DIAM – DIAM SUDAH ADA 2 ORANG YG TELAH MEMASUKKAN SURAT GUGATAN KE PENGADILAN UNTUK BERUSAHA MENYITA ASSET2 LIHAN.

    Bisa kita bayangkan ternyata diluar FKIL (Forum Komunikasi Investor Lihan) apa tujuan orang2 yg secara diam-diam berusaha menyita asset2 Lihan.

    1. Ada kemungkinan orang2 tersebut adalah orang2 yg memang sengaja utk menyelamatkan asset2 Lihan sebelum disita oleh pihak kepolisian.

    2. Kemungkinan lain orang2 tersebut adalah para penghianat yg ingin menguasai sendiri asset2 Lihan yg masih belum disita pihak kepolisian

    FKIL dalam hal ini yg dibentuk dengan tujuan untuk memperjuangkan demi hak-hak para pemodal yang terbengkalai pasca penahanan Solihan alias Lihan, perlu anda waspada akan adanya orang2 yang bergerilya sengaja secara diam2 untuk mencari keuntungan pribadi dengan cara yang sangat licik.
    Penting diketahui terutama orang yg bernama Sugiartono itu adalah salah orang yg sangat dekat dengan Lihan yg selama ini sudah banyak diuntungkan oleh adanya investasi “odong2″ ini.

    Sugiartono dalam tulisan bang Udin di http://www.bagirata.wordpress.com yang berjudul “Tukang Ojek yang menjadi Milliarder” memang berasal berasal dari masyarakat bawah yg telah mengeruk kekayaan melalui investasi Lihan dan dalam tulisan di http://www.bagirata.wordpress.com bersama Lihan juga membangun PT. TRI ABADI MANDIRI.

    Sekarang setelah Lihan di tangkap, asset2 terutama beberapa buah mobil yg dimiliki Sugihartono sudah tidak terlihat lagi. ini pasti salah satu langkah2 upaya pengamanan assetnya. LICIK ….. !

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s