Akhir-akhir ini kita bisa melihat iklan kampanye atau iklan politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di televisi. Saya tidak tahu siapa biro iklannya kali ini, walau saya tahu pada Pemilu terdahulu PKS mempercayakannya pada Hotline Advertising. Namun iklan tersebut jelas digarap oleh biro iklan profesional. Dan saya cuma punya satu komentar: keren!
Iklan tersebut benar-benar segmented dan amat gaul. Bertemakan “The Next Generation” yang dari namanya mungkin terinspirasi dari serial “Star Trek”. Yang jelas, iklan PKS ini dibuat dengan pendekatan demografis dan memberikan pesan yang jelas Hal ini membuat iklan PKS tersebut seolah adalah iklan layanan masyarakat sebuah LSM atau malah iklan testimoni sebuah produk. Jenis iklannya memang testimoni, tapi tanpa endorser dari tokoh partai. Ini sangat berbeda dengan iklan partai politik lain yang mengedepankan wajah bapak-ibu yang sarat pengalaman politik mengimbau rakyat agar memilih partai atau dirinya. Sementara, iklan PKS menampilkan wajah segar dan muda yang mengajak memilih PKS dengan alasan “bersih, peduli, profesional.” Alasan ini pun kemudian dijadikan tagline dalam iklan.
Terus-terang saya kaget dengan iklan itu. Apakah PKS sudah berubah? Karena setahu saya PKS dihuni oleh para tokoh agama Islam yang berhaluan keras untuk menerapkan syariah dalam kehidupan keseharian. PKS punya Majelis Syuro’ seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang jelas berbasis massa tradisional Nahdhatul Ulama (NU), meski mungkin dengan nama berbeda. Artinya, urusan syariat diatur dengan cukup rapi dan tegas. Sementara dalam salah satu iklan tersebut bahkan endorser-nya menampilkan wanita muda cantik yang tidak berjilbab.
Andai memang benar begitu, sebenarnya keterbukaan PKS patut disyukuri. Karena memang berdasarkan fakta, tidak ada kader PKS yang terlibat kasus korupsi. Tapi justru karena itu, PKS kemudian dijadikan “musuh bersama” (common enemy) oleh partai-partai politik lain. Itu tentunya karena adanya anggapan PKS tidak mau diajak ”cincai” dalam urusan proyek.
Dan dengan iklan tersebut, menunjukkan PKS hendak merangkul basis massa yang lebih luas. Selama ini, PKS selain didukung sebagian kalangan Islam tradisionalis, namun terutama sekali ditulang-punggungi oleh golongan Islam modernis berpendidikan tinggi, berkelas menengah dan tinggal di perkotaan. Andai saja benar begitu, PKS harus menunjukkannya dalam langkah-langkah nyata saat pembuatan kebijakan. Seperti halnya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan menghargai ke-bhinneka-an negara kita. Karena Indonesia bukanlah negara agama!