Satu hal yang harus digarisbawahi, sebenarnya untuk ber-SEO-ria, tidaklah perlu biaya. Selain -tentu saja- biaya koneksi internet yang harus Anda bayar. Jadi, kalau Anda ditawari program apa pun untuk SEO, apalagi yang cuma dijual lewat web site atau e-mail, sebenarnya tidak perlu direspon. Karena, SEO adalah masalah ketelatenan sang web master.
Masalahnya, memang tidak semua pemilik web site apalagi cuma blog site mengerti mengenai internet. Wong googling saja banyak yang tidak dong, apalagi ini bahasa pemrograman dan kudu mengerti algoritma pemrograman numerik. Halah! Puyeng rek!
Saran saya, daripada beli program semacam itu, sewa saja web master profesional untuk mengerjakan web site Anda. Ia akan sekaligus bertanggung jawab untuk urusan SEO-nya. Masalahnya ini di Indonesia, dimana circumstances-nya masih low trust society. Kalimat gamblangnya: banyak penipu! Jadi, kalau mau punya web site dan punya rating dan ranking tinggi, lebih baik sewa orang yang bisa dicokok daripada beli program dari web site yang tidak jelas siapa yang bikin. Ketemulah dengan si web master, kalau bisa di kantor atau rumahnya, cek dulu siapa dia atau minta rekomendasi dari orang terpercaya, barulah sewa untuk mengerjakan web site Anda.
Hari gene, memang relatif lebih mudah untuk mengerjakan banyak hal. Banyak profesional bertebaran dan petunjuk mengerjakannya pun banyak terdapat. Memang, masalahnya adalah ‘jodoh’. Kalau memang ‘jodoh’, tentu akan mudah ketemu. Kalau tidak ya harus sabar, daripada apes memaksakan ‘kawin’ padahal tidak ‘jodoh’. Artinya, kalau Anda mau punya web site dan ber-internet marketing, pilih-pilih dulu calon ‘pasangan’ Anda. Saya pernah sekali-dua kali menghadiri seminar tentang internet marketing. Memang sih, di awal seolah ia membantu. Tapi, harus diingat bahwa internet marketing adalah bagian dari marketing yang nyata. Artinya, Anda harus punya sesuatu untuk dijual. Baik itu produk Anda sendiri atau produk orang lain. Kalau tidak, maka internet marketing yang dijalankan adalah bisnis penipuan terselubung.
Masalahnya, lagi-lagi kita masih di Indonesia. Di mana pengawasan terhadap internet dan transaksi elektronik amat lemah. Meski saya pernah bilang sudah ada UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), tapi penerapannya masih amat jauh dari harapan. UU itu masih sekedar jadi senjata untuk memberangus lawan-lawan pabrikan pemegang merek perangkat lunak terkemuka. Padahal, amanat UU itu seperti juga ditayangkan dalam Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Depkominfo adalah lebih untuk melindungi konsumen dalam melakukan transaksi elektronik termasuk lewat internet.
Mudahnya pembuatan web site dan euforia entrepreneurship telah memicu munculnya banyak web site bodong. Ini masih ditambah dengan murahnya biaya yang musti dikeluarkan untuk membeli domain dan hosting. Maka, jangan heran kalau tiba-tiba Anda mendapat penawaran membeli e-book atau produk virtual lain dari sebuah web site. Apalagi yang modelnya “kiat cepat kaya”, bisa dipastikan isinya tak lebih dari bualan belaka.
Kembali ke soal ‘jodoh’ tadi, untuk memutuskan ‘kawin’ atau menyewa jasa seorang web master, harus dilihat track record-nya. Malah, bagi saya tidak penting soal pengalaman, yang penting ia memang benar-benar mampu melakukan apa yang dikatakannya. Karena kalau kita baru mulai ber-internet marketing dan langsung menyewa web master bersertifkasi internasional misalnya, habislah sudah modal kita cuma buat mengongkosi jasanya thok. Yang penting adalah orangnya jujur dan bisa dilacak keberadaan fisiknya di dunia nyata dengan mudah. Jadi, kalau ada apa-apa bisa mudah dicari, terutama untuk after sales servicenya.