Membuka Kembali Target Anda

Kalau Anda pernah membaca Kompas edisi Minggu, pasti kenal tokoh kartu Benny & Mice. Saya menyukai kartun dalam bentuk comic strip tersebut karena benar-benar memotret kehidupan orang Indonesia dengan problematiknya. Seperti tokoh kartun Pak Lat di Malaysia, Benny dan Mice dalam tataran tertentu bahkan berhasil menggusur kepopuleran karikatur Oom Pasikom yang merupakan icon resmi harian Kompas. Ini karena bentuknya yang kartun memungkinkan pengutaraan masalah sosial yang disentil dengan lebih lugas dibandingkan karikatur.

Ada hal menarik yang diangkatnya dalam edisi hari Minggu kemarin. Di sana digambarkan rutinitas kerja orang Jakarta yang biasa bekerja 9 to 5, untuk kemudian setahun sekali mudik dan dijadikan raja di kampung, lantas balik lagi untuk kembali lagi bekerja 9 to 5 selama setahun ke depan. Rutinitas harian inilah yang coba diputus oleh para motivator dengan menyarankan agar kita berani berpindah kuadran ke S, B, atau malah I ala Kiyosaki. Kuadran E dipandang tidak layak untuk dipertahankan sebagai pilihan hidup karena selain masalah rutinitas, juga keterbatasan penghasilan yang berbanding lurus dengan waktu.

Saya sendiri cenderung tidak sependapat dengan itu. Saya pernah mengalami semua kuadran meski dengan skala tidak sebesar diagul-agulkan para motivator termasuk Kiyosaki. Dan tidak semua orang cocok di semua kuadran. Anda harus menempuh perjalanan hidup Anda sendiri untuk tahu dimanakah gerangan ’takdir hidup’ Anda berada.

Di saat Anda merasa menemukan takdir tersebut, maka berjuanglah habis-habisan. Niscaya alam akan bergerak bersama Anda. Ini adalah prinsip yang disebut sebagai ”mestakung” (semesta mendukung) oleh Yohannes Surya atau ”The Secret” ala Rhonda Byrne. Saya termasuk yang tidak percaya pada ”the law of attraction”, tapi saya percaya pada buah pikiran positif. Dan memang, saat kita berpikir sesuatu apalagi sampai di bawah sadar, biasanya kita akan mendapatkan apa yang kita pikirkan di bawah sadar itu. Karena di bawah sadar, kerapkali kita terkejut saat mendapati kenyataan ’terkabul’nya apa yang kita pikirkan itu.

Sekarang, bagi kita orang Indonesia, muslim atau bukan, bisa dipastikan baru saja mengalami hari libur yang panjang. Di saat inilah kita harus membuka kembali buku agenda kita yang barangkali telah terisi sebagian besar. Kita lihat kembali target-target kita, terutama resolusi awal tahun. Terkadang, kita harus akui, target apalagi resolusi kita buat dengan ’asal bacot’. Artinya, kita tidak mempertimbangkan banyak faktor dan bagaimana cara mencapainya.

Misalnya bila kita mematok target harus menjalin hubungan pribadi yang serius dengan lawan jenis, kita kerapkali melupakan variabel lain yang tidak kita pegang –bahkan nyaris sepenuhnya tidak kita kuasai- yaitu adanya lawan jenis yang mau menjalin hubungan pribadi dengan kita. Bahkan, kerapkali kita terpaksa atau dipaksa menurunkan standar, sehingga –meminjam lirik lagu I Love You Bibeh-nya Changcutters– ”walaupun kau buaya, bagiku kau Luna Maya”. Itu sebenarnya sama saja dengan “tahi kucing rasa coklat”, mengingat sepenggal lirik lagunya alm. Gombloh di tahun 1980-an dulu. Artinya, kita menipu diri sendiri seolah target tercapai padahal sebenarnya dengan standar di bawah yang diperlukan.

Dalam pekerjaan, berarti kita asal menyerahkan sesuai tenggat padahal hasilnya belum final atau sematang yang diharapkan. Bak saat ujian dan waktunya habis, maka kita mengumpulkan pekerjaan saat pengawas berkata: ”selesai tidak selesai dikumpulkan.”

Saran saya, cobalah tetap pertahankan parameter dan revisi saja yang diperlukan. Artinya, bila ternyata kita tidak mampu mencapai target itu sesuai tenggat semula, jadwal ulanglah. Namun di sini harus dilakukan analisa sederhana mengenai 5W+1H ditambah SWOT tentang target tersebut. Karena kalau Anda mengubah diri menjadi ”tak ada rotan akar pun jadi” maka kelak Anda akan menyesal. Apalagi kalau itu adalah keputusan besar yang diharapkan sekali seumur hidup seperti pindah kerja, menikah, atau memutuskan menerima tawaran bisnis.

Karena sebenarnya seperti yang selalu saya bilang, hidup adalah pilihan. Dan kita harus bertanggungjawab pada pilihan itu tiap kali kita melangkah. Oleh karenanya, menengok terus-menerus target-target kita akan membantu mengingatkan kembali arah hidup sehingga tidak sekedar menjalani rutinitas seperti digambarkan dalam kartun Benny & Mice tadi.

2 responses to “Membuka Kembali Target Anda

  1. wah bner mas, kebanyakan target yang kita susun berawal dari sistem “asal bacot”, hehehe…..
    memang sistem yang payah, karena target di tetapkan asal-asalan, prosesnya pun asal-asalan, nah hasilnya ya… balik lagi asal-asalan… asal buaya kelihatan kaya’ luna maya pun tak apa…. ; )

  2. “Saran saya, cobalah tetap pertahankan parameter dan revisi saja yang diperlukan. Artinya, bila ternyata kita tidak mampu mencapai target itu sesuai tenggat semula, jadwal ulanglah. Namun di sini harus dilakukan analisa sederhana mengenai 5W+1H ditambah SWOT tentang target tersebut.”

    Setuju sekali. Perlu ada evaluasi sebelum melakukan langkah-langkah maju berikutnya, jika tidak, maka kita akan menarik hasil yang sama lagi.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s