Seberapa produktifkah Anda selama ini?
Sebenarnya, ilmu manajemen telah memiliki perangkat pengukurannya. Makanya kemudian ada beragam ISO sebagai standar. Akan tetapi, kerapkali kita hanya mempertahankan kinerja saat ada penilaian saja. Dan berdasarkan pengalaman saya, belum tentu perusahaan ber-ISO 9001 misalnya, memiliki manajemen kinerja yang bagus. Bisa jadi yang bagus hanya paper work-nya saja. Jadi saat auditor datang, ya pastinya segalanya terlihat beres. Tapi mental dan kinerja karyawan? Belum tentu.
Karyawannya kebanyakan cuma bekerja saat diawasi. Itulah mentalitas sebagian besar SDM kita. Bagi yang merasa tidak begitu, baguslah. Anda termasuk “the high quality human resource” yang sangat sedikit. Dan pantaslah kalau Anda diganjar dengan bayaran setimpal.
Sewaktu saya bekerja di perusahaan milik seorang konglomerat keturunan Cina, saya sering mengobrol dengan sejumlah manajer bahkan direktur yang bukan kebetulan juga keturunan Cina. Mereka mengeluhkan sejumlah kelemahan pribumi. Antara lain ya itu… malas! Suka menunda pekerjaan, senang bersantai, hobi ngobrol, dsb. Mahathir Mohammad sampai menulis buku soal mentalitas ‘bumiputra’ itu.
Karena itu, di hari Senin ini, sudah saatnya kita melihat kembali produktivitas kita. Kalau setiap evaluasi rapor kerja Anda merah atau ada teman seangkatan yang naik jabatan sementara Anda belum, barangkali ini saatnya melihat kembali produktivitas kita. Dua hal utama yang bisa dimulai untuk dikurangi adalah mempergunakan jam istirahat siang dengan efektif dan tidak teng-go langsung pulang begitu jam kantor usai. Gunakan waktu lebih panjang agar pekerjaan selesai lebih awal. Ini baru langkah awal, masih banyak cara untuk dilakukan. Intinya, kesediaan memberikan yang terbaik bagi tempat kerja Anda. Pasti bisa dooong!