Usahawan

Indonesia adalah negeri dengan potensi pasar yang besar. 220 juta orang! Dan itu bukannya tidak disadari. Negara-negara maju menyasar kita sebagai potensi pasarnya. Apalagi negara dengan produksi berlimpah seperti RRC. Padahal, pasar mereka sendiri sudah besar. Seingat saya penduduk RRC sudah 1,3 milyar.

Besarnya penduduk Indonesia ini sendiri sebenarnya senantiasa bisa dijual. Beberapa kali menghadiri seminarnya Tung Desem Waringin (TDW), ia selalu menyarankan hadirin [dan hadirot 🙂 ] agar ‘menjual’ Indonesia. Maksudnya ya mempromosikan besarnya pasar Indonesia.

Tapi itu bicara besar. Bicara makro. Apa artinya semua teori itu bagi usahawan skala mikro-kecil? Jangankan mikro-kecil, yang menengah saja terhantam kok dengan kondisi sekarang. Dinaikkannya harga BBM adalah penyebab utamanya. Karena ia adalah mata rantai pertama dari jatuhnya barisan domino kenaikan harga secara holistik.  Bagi usahawan, semua itu pasti menaikkan biaya produksi. Eksesnya jelas pada kenaikan harga akhir barang/jasa dan tentunya imbasnya ke mana-mana. Banyak sekali usahawan yang sudah gulung tikar karena kondisi ini. Dan pasti pemerintah tidak punya data akurat ‘soal remeh’ macam itu. Data yang ada justru keberhasilan program konversi minyak tanah ke gas dan tepat sasarannya BLT. Hehe.

Toh dalam kondisi sulit ini Indonesia patut berbangga (haruskah?). Seorang putra bangsa Indonesia asli telah berhasil memecahkan rekor: menjadi orang terkaya di Asia Tenggara. Adalah Aburizal Bakri sang putra kebanggaan bangsa kita itu. Menurut menurut majalah Globe Asia, ia terkaya di Asia Tenggara dengan akumulasi kekayaan dalam berbagai bentuk mencapai US $ 9,2 milyar. Ini setara dengan Rp 68,4 trilyun. Sebagai perbandingan, APBN-P 2008 menetapkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 895 trilyun, sementara belanja negara Rp 989,3 trilyun.

Keberhasilan Ical itu membuktikan, jadi usahawan di masa sulit ini malah bisa jadi berkah besar. Ia justru diuntungkan karena melonjaknya harga komoditas. Tentunya keuntungan berbagai perusahaan milik keluarganya makin meroket. Dan bila Anda adalah usahawan, inilah saatnya membuktikan kecerdikan dan naluri bisnis Anda. Bisakah Anda bermanuver menyiasati ketidakpastian situasi ini?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s