Beberapa waktu lalu saya sempat menuliskan kalau dalam suatu kesempatan shalat Jum’at saya mendapati ustadz Yusuf Mansyur yang berkhotbah. Dan seusai shalat, saya mengejar beliau hingga ke ruang dalam masjid untuk mendapatkan kontak pribadi. Alhamdulillah beliau mau memberikan.
Kenapa saya mengejar beliau? Karena saya ingat pada riwayat hidupnya yang pernah dipenjara gara-gara tertipu dalam suatu masalah bisnis. Dan beliau bangkit kembali setelah mendapatkan banyak penyadaran. Salah satu penyadarannya adalah bahwa kita bisa sukses dengan “menyogok Tuhan” dengan cara bersedekah. Makin banyak kita bersedekah, seolah-olah kita memberikan ‘persekot’ kepada Tuhan bahwa kita akan menggunakan rezeki anugerah dari-Nya dengan baik.
Akhir-akhir ini saya mendapatkan sedikit sandungan bisnis dari jalan yang tak terduga. Padahal, alhamdulillah, semua bisnis saya sedang dalam perkembangan yang amat pesat. Saya langsung terpikir, barangkali ini karena saya kurang sedekah. Saya memang punya niat untuk masuk ke jalur sosial segera setelah memiliki dana mencukupi. Ternyata, dana mencukupi itu tak pernah cukup. Karena berapapun dana yang terkumpul ternyata segera terpakai untuk pengembangan usaha. Maka saya memutuskan untuk tidak menunggu lagi.
Dan alhamdulillah, ada blogger yang menyapa saya lewat program “Tanpa Bendera”. Ini membuat saya untuk bertekad memulai sedekah saya lewat jalur sosial yang lebih konkret lebih awal. Padahal, dulu saya beberapa kali terlibat dalam kerja sosial, baik semasa mahasiswa maupun sewaktu jadi karyawan. Hanya saja saya tidak menyukai pendekatan “ala sinterklas”. Sekali datang, kasih hadiah (atau bantuan sembako, apapun namanya), lalu pergi. Saya ingin yang berkesinambungan sehingga bermanfaat mengangkat harkat dan derajat mereka yang membutuhkan.
Apabila ada rekan-rekan LifeLearner lain yang mempunyai visi sama dengan saya -untuk memajukan manusia Indonesia-, atau punya informasi tentang sedekah dan kerja sosial semacam ini, silahkan hubungi saya di e-mail lifeschool at yahoo dot com. Saya akan dengan hati menyambut ajakan rekan-rekan. Mari kita bersilaturahmi dan bergandengan tangan lebih erat.
Wujudkan kemajuan bersama, demi Indonesia Raya!