“I just an ordinary human being,” thats’s a written letter from Soekarno -the first president of the Republic of Indonesia- to his fifth wife Ratna Sari Dewi whenever he was attack by every side after the October 1, 1965 coup d’etat or what the New Order regime called G 30 S/PKI. A kind of desperate self defense, after he left alone by friends and most of bootlickers.
Although I have used the same quotation in this posting, I am not desperate. There are no friend left me behind, otherwise -thank’s God- I get new friend. I choosed to use that quotation because I just violated my own commitment to write down in this blog daily. I cant overcome nature law and God power: I just an ordinary human being. I was ill although it just light sickness only from Sunday (11/11). And for redeeming my violation, I will post several posting at the same time today. I hope you are all enjoying this learning process in this LifeSchool still.
Regards from ordinary human being,
Bhayu M.H.
“Saya dus cuma manusia biasa,” demikian tulis Bung Karno -Presiden pertama Republik Indonesia- dalam suratnya kepada Ratna Sari Dewi istri kelimanya saat beliau diserang kanan-kiri-atas-bawah pasca Gerakan 1 Oktober 1965 atau yang oleh Orde Baru disebut G 30 S/PKI. Semacam pembelaan diri yang putus asa memang, setelah ditinggalkan sendiri di pucuk oleh teman-teman apalagi oleh para penjilat.
Meski memakai ungkapan yang sama, saya tidak putus asa. Tidak ada teman yang meninggalkan saya malah syukurnya terus bertambah. Saya memakai ungkapan itu karena baru saja melanggar komitmen untuk menulis tiap hari di blog ini. Saya tidak sanggup mengatasi hukum alam dan kuasa Tuhan: saya cuma manusia biasa. Saya sakit meski cuma ringan saja semenjak hari Minggu (11/11). Dan untuk menebus kesalahan atas komitmen saya itu, segera saya up-date sejumlah posting sekaligus pada hari ini. Semoga Anda semua tetap dapat menikmati pembelajaran di LifeSchool ini.
Salam dari manusia biasa,
Bhayu M.H.